H. Marjuki, Peluang dan Tantangan Partai Golkar Kabupaten Bekasi

Saverianus S. Suhardi

Thursday, 15-09-2022 | 16:20 pm

MDN
H. Marjuki-ketua DPD partai Golkar Kabupaten Bekasi periode 2022 – 2027

 

 

Bekasi, Inako

H. Marjuki, pengusaha putera Madura dan (mantan) Bupati Bekasi dalam periode jabatan relatif singkat (2021 2022) resmi terpilih menjadi lokomotif baru ketua DPD partai Golkar Kabupaten Bekasi periode 2022 – 2027.

Dia terpilih melalui Musyawarah Luar Biasa (Musdalub) Partai Golkar Kabupaten Bekasi di Gedung Sekretariat Partai Golkar Jawa Barat, kota Bandung ( Rabu, 14 September 2022).


Baca juga: Menko Airlangga: Kendalikan Capaian Inflasi Nasional dengan Perkuat Sinergi dan Gebrakan Extra Effort


Tantangan H. Marjuki ada tiga dan semuanya terkait dengan event pada tahun 2024. Dua event politik nasional, yakni pileg dan pilpres dan satu even politik lokal, yakni Pilkada di Bekasi.

Di level politik lokal, pada Pileg 2019, Partai Golkar Kabupaten Bekasi meraih 7 kursi dan itu harus ditarik ke atas minimal menjadi 12 kursi pada pileg 2024 mendatang.

Partai Golkar Bekasi pernah meraih 12 kursi pada pileg 2004 atau 20 tahun silam lalu.

Jika kembali berhasil mencapai itu, jalan politik H. Marjuki  mengikuti kontestasi Pilkada Bekasi tahun 2024 semakin lapang.

Partai Golkar yang kini dipimpin H. Marjuki di Bekasi dalam konteks nasional sebagaimana dikonstruksi oleh Dr. Amir Santoso dan Dr. Riswanda Himawan adalah partai berwatak "melting pot party" di mana ragam pemilih dari rumpun santri, abangan, kaum milenial, petani, birokrat, teknokrat dan para habaib relatif tertampung di dalamnya.

Dengan kata lain, dari anasir politik yang agak "kanan" hingga agak "kiri" relatif terakomodasi tanpa resisten secara keras dari sisi ideologi politik.

Partai Golkar sulit di stigma "sekuler" dan "anti agama" dan pada saat yang sama mustahil dituding "anti pancasila" dan "anti kebhinnekaan."

Dalam peta konfigurasi pemilih di Indonesia partai Golkar di titik "tengah nasionalis" berebut sebesar 68% pemilih nasionalis secara kompetitif dengan partai partai nasionalis lainnya seperti PDIP, Gerindra dan Demokrat.

Sisanya sebesar 32% relatif bersifat pemilih ideologis representasi agama yang tersebar di PKB, PKS, PAN, PPP dan PBB. Basis pemilih ideologis ini sulit berpindah kecuali sangat sedikit hasilnya dengan ongkos yang sangat mahal.

Oleh karena itu, H. Marjuki dengan latar belakang pengurus struktural NU di Jawa Barat dan pernah memimpin NU di Kabupaten Karawang dalam konteks kepemimpinannya di partai Golkar Kabupaten  Bekasi harus mentransformasi diri dari "fully santri" bergeser ke titik tengah "religius nasionalis" untuk mengadaptasi gestur politik partai Golkar yang dipimpinnya.

Cara pandang dan gestur politik di atas itulah dengan kerja politik terukur berbasis survey elektoral politik yang akan membuka kemungkinan jalan bagi H. Marjuki untuk memenuhi target 12 kursi Partai Golkar di Kabupaten Bekasi 2024 dan selanjutnya menuju puncak kontestasi pilkada Kabupaten Bekasi 2024.

Selamat berjuang.

 

(Oleh: H. Adlan Daie-Pemerhati politik dan sosial Keagamaan)

KOMENTAR