Harga Minyak Dunia Kembali Turun: Investor Tunggu Keputusan The Fed Turunkan Suku Bunga
Jakarta, Inakoran
Harga minyak mentah mengalami penurunan yang signifikan, Senin (16/12/2024) . Hal ini terjadi karena investor masih menunggu hasil dari pertemuan bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), yang akan membahas kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut.
Ketidakpastian ini menciptakan atmosfer hati-hati di pasar minyak, di mana banyak pelaku pasar berusaha merespons dengan cermat terhadap perkembangan yang dapat mempengaruhi harga komoditas global ini.
Harga minyak mentah berjangka Brent tercatat turun 21 sen atau 0,3 persen menjadi US$74,28 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) asal AS mengalami penurunan yang lebih besar, turun 30 sen atau 0,4 persen menjadi US$70,99 per barel. Penurunan ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian mengenai kebijakan moneter The Fed, faktor-faktor lain juga berperan dalam menentukan arah harga minyak.
Meskipun harga minyak mentah mengalami penurunan, kekhawatiran mengenai gangguan pasokan akibat ancaman sanksi AS terhadap negara pemasok utama, seperti Rusia dan Iran, memberikan batasan terhadap seberapa jauh penurunan harga dapat berlangsung.
BACA JUGA:
Pergerakan IHSG di Awal Pekan: Senin, 16 Desember 2024
Harga Minyak Dunia Turun Tipis: Pasokan Masih Surplus
Harga Minyak Kembali Menguat: Dampak Sanksi Terhadap Rusia
Ancaman sanksi baru yang dijatuhkan oleh AS terhadap entitas yang terlibat dalam perdagangan minyak Iran telah mendorong lonjakan harga minyak mentah yang dijual ke China, mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa meskipun harga minyak global turun, faktor-faktor geopolitik tetap berperan penting dalam mempengaruhi dinamika pasar.
Analis pasar dari IG, Tony Sycamore, dalam laporan yang dikutip oleh Reuters, menjelaskan bahwa harga minyak juga mendapat dukungan dari pemotongan suku bunga oleh bank sentral utama di Kanada, Eropa, dan Swiss yang terjadi minggu lalu. Hal ini menciptakan ekspektasi positif di kalangan investor bahwa The Fed juga akan mengambil langkah serupa dalam pertemuannya yang dijadwalkan berlangsung pada 17-18 Desember mendatang.
Dalam pertemuan tersebut, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase. Ini akan menjadi langkah penting bagi pasar, karena keputusan tersebut tidak hanya akan mempengaruhi suku bunga domestik, tetapi juga akan berdampak pada nilai tukar dolar AS dan, pada gilirannya, pasar komoditas global, termasuk minyak.
Penting untuk dicatat bahwa pertemuan ini juga akan memberikan gambaran terbaru mengenai pandangan pejabat The Fed tentang seberapa jauh mereka berencana untuk menurunkan suku bunga pada tahun depan, bahkan mungkin hingga 2026. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter tidak hanya menjadi alat untuk mengontrol inflasi, tetapi juga berfungsi sebagai penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi.
KOMENTAR