Harga Minyak Naik 0,7%: Dampak Pelonggaran Tarif AS-Uni Eropa

Sifi Masdi

Monday, 26-05-2025 | 13:21 pm

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak mentah kembali menguat pada awal perdagangan Senin (26/5/2025), seiring meningkatnya harapan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Kenaikan harga ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memperpanjang batas waktu pemberlakuan tarif balasan terhadap Uni Eropa.

 

Mengutip data Bloomberg, harga minyak Brent untuk pengiriman Juli naik sebesar 0,7% menjadi US$65,24 per barel pada pukul 06.30 WIB. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak yang sama menguat 0,8% ke posisi US$62,00 per barel.

 


BACA JUGA:

IHSG Bergerak Zona Hijau: Naik 0,27%

Harga Emas Antam Anjlok Rp 11.000: Senin (26/5/2025)

Harga Minyak Global Anjlok di Tengah Ketidakpastian Geopolitik


 

Sebelumnya, pada Jumat lalu, Trump sempat mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% terhadap berbagai produk Uni Eropa mulai awal Juni. Namun, setelah melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Trump memberikan perpanjangan waktu hingga 9 Juli untuk mencapai kesepakatan dagang.

 

Sejak pertengahan Januari, harga minyak global mengalami tekanan akibat kebijakan tarif agresif dari AS yang memicu langkah balasan dari sejumlah mitra dagang. Selain itu, rencana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) untuk kembali mengaktifkan kapasitas produksi yang sempat dihentikan juga turut memperkuat sentimen negatif pasar. OPEC+ dijadwalkan menggelar pertemuan pada Minggu mendatang guna membahas kebijakan produksi untuk bulan Juli.

 

Di luar isu dagang, perkembangan positif juga datang dari upaya diplomasi antara AS dan Iran. Trump mengungkapkan telah melakukan pembicaraan yang "sangat baik" dengan pejabat Iran terkait pembatasan program nuklir negara tersebut. Pekan lalu, perwakilan dari kedua negara telah mengadakan pertemuan di Roma. Menteri Luar Negeri Iran sekaligus kepala negosiator, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa kesepakatan dapat tercapai dalam satu atau dua putaran pembicaraan selanjutnya.

 

 

 

KOMENTAR