Huawei Bakal Pemegang Saham Mayoritas di Bakrie Telecom Usai Restrukturisasi Utang Rampung

Sifi Masdi

Wednesday, 10-07-2019 | 18:15 pm

MDN
Ilustrasi PT Bakrie Telecom [ist]

Jakarta, Inako

Perusahaan telekomunikasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menargetkan, proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) di Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan Chapter 15 dapat dikabulkan akhir 2019.

BTEL telah mengajukan permohonan Chapter 15 ke pengadilan AS pada 29 Januari 2018 agar hasil PKPU BTEL di Indonesia dapat diakui sebagai penyelesaian bagi kreditur di AS.

Sebagai informasi, Pengadilan Niaga Indonesia telah mengabulkan permohonan PKPU BTEL pada 9 Desember 2014 silam.

Melalui PKPU ini, utang perusahaan diselesaikan melalui porsi tunai dan efek bersifat ekuitas, yakni Obligasi Wajib Konversi (OWK). Dengan memiliki OWK, kreditur dapat mengonversinya menjadi saham BTEL.

Direktur BTEL Andi Pravidia Saliman mengatakan, setelah Chapter 15 ini diakui, pihaknya akan melakukan proses exchange offer.

Penawaran tersebut berupa penugasan wesel senior yang saat ini dimiliki oleh kreditur dengan wesel baru yang terdiri atas OWK sebesar 70% dan porsi tunai 30%, sesuai dengan ketentuan PKPU.

“Apabila exchange offer ini selesai, maka bisa dibilang proses restrukturisasi selesai dan BTEL dapat melanjutkan pengembangan usaha.

Kalau tidak, kami akan kesulitan membangun bisnis yang baru,” kata dia di Jakarta, Selasa (9/7). Proses exchange offer ini ditargetkan selesai pada kuartal I-2020.

Menurut Direktur Keuangan BTEL Aditya Irawan, jika seluruh pemegang OWK mengonversinya menjadi saham, maka besarannya bisa mencapai 45% dari keseluruhan saham BTEL.

“Masa konversi OWK sampai 2024, andaikata semua melakukan konversi 45%, termasuk Huawei di dalamnya, Huawei nanti jadi 9%. Wesel senior itu jumlahnya setara dengan 23%, yang lainnya itu pemegang OWK lainnya. Paling besar tetap Huawei," kata Aditya.

Sebelumnya, Huawei Group telah mengonversi OWK-nya ke dalam 6,18 miliar saham senilai Rp 1,23 triliun pada 1 Maret 2017. Saat ini, Huawei Group memegang 16,83% saham BTEL.

Seperti disebutkan beberapa sumber, pada 7 Mei 2010, Bakrie Telecom Pte Ltd menerbitkan guaranteed senior notes due 2015 (wesel senior) senior US$ 250 juta, berbunga 11,50% yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading.

Kurang dari setahun kemudian, Bakrie Telecom Pte Ltd juga merilis wesel senior sejumlah US$ 130 juta pada harga 107% .

Dengan memperhitungkan perubahan kurs dolar AS ke rupiah, utang BTEL dalam bentuk wesel senior tersebut adalah sebesar Rp 5,5 triliun per Desember 2018.

Kemudian, berubah menjadi Rp 5,41 triliun per Maret 2019 karena ada pelemahan dolar AS sebesar 1,6%.

Sementara itu, utang yang diselesaikan melalui PKPU per Maret 2019 adalah sebesar Rp 6 triliun. Jumlah tersebut belum ditambah utang-utang lainnya yang jika dijumlahkan, nilainya mencapai Rp 16,17 triliun per Maret 2019.

Akibat besarnya nilai utang yang ditanggung, BTEL harus membukukan modal atau ekuitas negatif hingga Rp 15,46 triliun per akhir kuartal pertama 2019.

 

 

KOMENTAR