IHSG Dibuka Menguat: UNVR, BREN, dan ASII Jadi Motor Penggerak

Sifi Masdi

Monday, 03-11-2025 | 10:54 am

MDN
Ilustrasi pergerakan saham [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka awal pekan ini dengan semangat positif. Pada pembukaan perdagangan Senin (3/11/2025), IHSG naik 0,78% atau 63,33 poin ke level 8.227,20. Sejumlah saham unggulan seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), dan PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi penopang utama penguatan indeks.

 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB IHSG bergerak di kisaran 8.201,36–8.235,88. Sebanyak 287 saham menguat, 198 saham terkoreksi, dan 191 saham stagnan, dengan kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp14.983,91 triliun.

 

Di antara saham berkapitalisasi besar, UNVR memimpin penguatan dengan lonjakan 3,49% ke Rp2.670 per saham. Disusul oleh BREN yang naik 2,59% menjadi Rp8.900, serta ASII yang menguat 2,03% ke Rp6.275 per saham.
Saham energi seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) juga naik 1,66% ke Rp85.975, sementara saham bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ikut menguat masing-masing 1,26% dan 1,25%.

 

Dari sisi saham dengan kenaikan tertinggi, PT Puri Sentul Permai Tbk. (KDTN) memimpin dengan lonjakan 22,84% ke Rp199, diikuti PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) yang naik 21,82% ke Rp134.

 


BACA JUGA:

Cristiano Ronaldo Jr. Sudah Memiliki Lamborghini Pertamanya di Saat Usia Baru 15 Tahun

Harga Emas Dunia Menguat: Pasar Dibayangi Ketidakpastian Kesepakatan Dagang AS–China

Rekomendasi Saham Pilihan: Jumat (31/10/2025)


 

Sebaliknya, saham PT Mitra Energi Persada Tbk. (KOPI) turun paling dalam sebesar 6,11% ke Rp338, diikuti PT Dwi Guna Laksana Tbk. (DWGL) yang melemah 5,63% ke Rp436.

 

Menurut riset Indo Premier Sekuritas (IPOT), pergerakan IHSG pekan ini berpotensi fluktuatif karena dipengaruhi oleh serangkaian rilis data ekonomi domestik, seperti pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025, PMI Manufaktur, dan inflasi Oktober.

 

Equity Analyst IPOT, Imam Gunadi, menyebutkan bahwa meski terdapat sentimen positif dari pertemuan Presiden Xi Jinping dan Donald Trump serta kebijakan The Fed yang menghentikan program quantitative tightening, investor perlu tetap berhati-hati terhadap padatnya agenda ekonomi dalam negeri.

“IHSG berpeluang bergerak dinamis mengikuti hasil rilis data ekonomi. Secara teknikal, level 8.354 menjadi batas atas skenario optimistis apabila data pertumbuhan ekonomi dan inflasi menunjukkan stabilitas fundamental,” jelas Imam.

 

Namun, ia juga mengingatkan potensi koreksi apabila data pertumbuhan ekonomi tidak sesuai ekspektasi.

“Dalam skenario terburuk, IHSG bisa menguji area 7.959, terutama jika terjadi perlambatan ekonomi lebih dalam atau tekanan eksternal meningkat, misalnya akibat arah kebijakan moneter global dan volatilitas pasar komoditas,” tambahnya

 

Sementara itu, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menilai IHSG berpotensi bergerak konsolidatif di kisaran 8.000–8.280.
Ia menjelaskan, investor juga akan mencermati sejumlah data ekonomi dari Amerika Serikat, di tengah masih berlanjutnya government shutdown yang membatasi publikasi data ekonomi negara tersebut.

“Keterbatasan data ekonomi dari AS membuat pelaku pasar lebih fokus pada perkembangan domestik, sembari menanti arah kebijakan moneter global berikutnya,” ujar Valdy.

 

Disclaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.

 

KOMENTAR