IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Global dari 3,7% Menjadi 3,9% di 2018
International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dari 3,7% menjadi 3,9%. Kenaikan proyeksi itu sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi dunia dan ekspektasi dampak dari reformasi pajak di Amerika Serikat (AS).
Dalam laporan World Economic Outlook (WOE), IMF menyatakan reformasi pajak (pemangkasan pajak) AS berperan terhadap setidaknya separuh peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia.
"Dampaknya terhadap ekonomi AS diprediksi bakal positif hingga 2020, secara kumulatif naik 1,2% hingga tahun tersebut," demikian laporan IMF yang diliris di Washington, Senin (22/1).
Kebijakan tersebut bakal mendapat dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bagi Indonsia kebijakan diprediksikan akan medorong kinerja ekspor. Apalagi AS merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua setelah China. Ekspor ke AS tahun 2017 mencapai US$ 17,14 miliar, tumbuh 9,3% dari 2016.
Chief Economist IMF Maury Obstfeld menuliskan, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan negara yang pasarnya tengah berkembang (emerging market) bisa mencapai 4,9% tahun ini, naik dari estimasi tahun 2017 yang sebesar 4,7%.
Indonesia sebagai anggota emerging market juga akan menikmati keuntungan tersebut. Secara khusus, laju ekonomi ASEAN-5, di antaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diprediksi akan mencapai 5,3% pada tahun 2018.
Merespon perkembangan ekonomi global tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sepakat bahwa ekonomi global tahun ini memberi angin segar bagi perekonomian nasional. Menurut Agus, tantangan perekonomian Indonesia tahun ini justru berasal dari dalam negeri, yakni inflasi dan kondisi politik karena adanya pilkada serentak.
Inflasi tahun ini berpotensi naik karena tekanan harga minyak. Sedangkan suhu politik diperkirakan meningkat, menjadikan investor wait and see. "Sebenarnya pilkada tidak perlu dikhawatirkan. Di sejarah kita empat tahun ini, Pilkada selalu ada bahkan ada Pilpres, tidak perlu khawatir," tegas Agus, Selasa (23/1/2018).
TAG#Indonesia, #Bank Indonesia, #Imf, #Ekonomi Global
182222962
KOMENTAR