IMF Puji Ketangguhan Ekonomi Indonesia

Inakoran

Thursday, 08-02-2018 | 04:35 am

MDN
Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo [ist]

Jakarta, Inako



Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo mengatakan bahwa IMF (International Monetary Fund) atau Dana Moneter Internasional menilai ekonomi Indonesia terus menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil 5,07 persen di tahun lalu, sekaligus kondisi makroekonomi yang terjaga, sehingga risiko sistemik dapat terkendali.

Gubernur BI menyampaikan penilaian IMF itu di Jakarta, Rabu, (7/02/2018),  dalam rangka menanggapi hasil asesmen IMF yang dimuat dalam Laporan Konsultasi Artikel IV untuk Indonesia 2017, atau Indonesia: 2017 Article IV Consultation, yang telah dibahas dalam pertemuan Dewan Direktur (Executive Board) IMF di Washington D.C. pada 10 Januari 2018.

"IMF dalam asesmennya terhadap Indonesia menyatakan bahwa saat ini Indonesia berada pada posisi yang baik dalam mengatasi berbagai tantangan socio-economy," kata Agus, Rabu (7/2/2018).

Menurut mantan Menteri Keuangan itu, IMF memperkirakan bahwa dengan skenario reformasi fiskal dan reformasi lainnya pertumbuhan potensial Indonesia dapat mencapai 6,5 persen di jangka menengah atau tahun 2022.

Ditambahkanya, para Direktur Eksekutif IMF dalam pertemuan tersebut memuji perekonomian Indonesia dan menyambut baik fokus bauran kebijakan jangka pendek otoritas yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas.

Agus menuturkan, para Direktur Eksekutif IMF menekankan bahwa tahapan reformasi fiskal-struktural yang baik harus menjadi prioritas sehingga bisa dilakukan mobilisasi penghasilan negara untuk mendukung kebutuhan pembiayaan pembangunan lainnya.

"Ke depan, Dewan Direktur memandang outlook perekonomian Indonesia positif, namun menekankan perlunya tetap waspada terhadap berbagai risiko," ucap Agus.

Menurut Agus, Pandangan IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen Bank Indoneisa yang meyakini bahwa resiliensi perekonomian Indonesia semakin membaik. BI memandang bahwa pencapaian positif tersebut tidak terlepas dari hasil sinergi kebijakan yang telah berjalan baik selama ini.

Di sektor fiskal, kata Agus, pemerintah telah menjalankan reformasi perpajakan dan meningkatkan kualitas pengeluaran anggaran terutama untuk proyek infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Di sektor riil, pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki iklim investasi dan merevisi ketentuan terkait investasi infrastruktur guna mendorong percepatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

Sementara itu, BI senantiasa mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

KOMENTAR