Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal I-2018 Diprediksi Flat

Inakoran

Monday, 30-04-2018 | 10:58 am

MDN
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia [ist]

Jakarta, Inako

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama 2018 diprediksi berjalan flat. Padahal sebelumnya pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2018 akan lebih tinggi dari kuartal I-2017 yang sebesar 5,01% year on year (yoy).

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2018 tumbuh 5,2% secara tahunan (yoy). Sementara, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2018 sebesar 5,11%.

Hingga kuartal pertama tahun ini, memang beberapa pencapaian berhasil dibukukan. Terlihat dari pencapaian pendapatan pajak dan ekspor non-migas yang mencatatkan pertumbuhan pada awal tahun ini. Penerimaan pajak pada kuartal I-2018 tumbuh 16,21% yoy. Dari sisi sektor usaha, penerimaan pajak juga menunjukkan pertumbuhan double digit terutama untuk pengolahan dan perdagangan yang masing-masing naik 16,72% dan 28,64%.

Begitu pula dari sisi ekspor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2018 mencapai US$ 44,27 miliar atau meningkat 8,78% yoy, sedangkan ekspor non-migas mencapai US$ 40,21 miliar atau meningkat 9,53% yoy.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menyatakan, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2018 bakal tumbuh antara 5,06% sampai 5,09%. Menurut Lana, sulit untuk memproyeksi ekonomi di atas 5,1%, lantaran dari sisi konsumsi masih terlihat adanya perlambatan.

“Konsumsi sumbangannya 56% ke PDB, di mana 60% masih dari ritel. Kalau kita lihat penjualan ritel kuartal I-2018 tidak lebih baik dari tahun sebelumnya. Ada perlambatan di ritel konvensional. Bisa dilihat, data emiten yang terkait consumer goods pada kuartal-I 2018 tidak sebaik 2017,” kata Samuel di Jakarta, Minggu  (29/4).

Samuel menambahkan, dari sisi pajak, pertumbuhan yang ada bisa saja bukan karena aktivitas ekonomi yang membaik, melainkan lantaran naiknya kepatuhan setelah tax amnesty, di mana WP membayar pajak lebih besar dari sebelumnya. “Jadi, tak selalu mencerminkan bisnisnya membaik,” paparnya.

 
 

 

 

KOMENTAR