Indonesia Perlu Perbaiki Sikap untuk Kembangkan Industri Pariwisata di Labuan Bajo

Junny Yanti

Wednesday, 27-03-2024 | 14:34 pm

MDN
Influencer muda Indonesia Fujianti di Labuan Bajo (foto:ist)

NUSA TENGGARA TIMUR, INAKORAN.COM

"Tantangan terbesar dimanapun itu berasal dari dalam, kalau ini tidak dibenahi maka upaya untuk mengembangkan Labuan Bajo akan mengalami kesulitan."

Hal ini disampaikan oleh wartawan senior media Kompas Rikard Bagus pada acara Webinar dengan tema “Outlook Kepariwisataan sebagai New Economy Labuan Bajo Flores - Nusa Tenggara Timur” pada Rabu (27/3/2024).

Dalam pemaparannya, Rikard menyampaikan bahwa Indonesia perlu melakukan perbaikan dari dalam. Salah satunya dengan meningkatkan kedisiplinan dan memperkuat keramahtamahan untuk meningkatkan industri pariwisata.

BACA JUGA: 5 Tantangan yang Perlu Diatasi Indonesia Untuk Kemajuan Industri Pariwisata Daerah

Hal selanjutnya yang perlu diperbaiki adalah Infrastruktur. Rikard menyebut akses transportasi ke Flores dan labuan bajo sangat sulit dan biayanya sangat mahal. Bahkan, biaya transportasi ke luar negeri jauh lebih murah.

Ketertiban dan keamanan juga perlu diperkuat. Rikard mengungkapkan bahwa dalam hal ini, Indonesia belum sampai pada level optimal yang menjadi standar dalam pengembangan pariwisata.

Masalah kebersihan juga menjadi tantangan besar bagi industri pariwisata di Indonesia. 

Rikard menyebut, secara kultural permasalahan sampah selalu diatasi dengan cara dibuang. Padahal, menurut Rikard, cara paling tepat untuk mengatasi permasalahan sampah adalah dikelola dengan baik.

BACA JUGA: Diperlukan Visi dan Imajinasi untuk Dorong Kemajuan Industri Pariwisata di Labuan Bajo

Promosi yang lemah juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Menurut Rikard, hal ini menjadi penyebab nama Labuan Bajo, Flores, dan Nusa Tenggara Timur kurang dikenal oleh wisatawan luar negeri.

Indonesia juga perlu merencanakan program strategi bersama yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab pada masyarakat lokal.

Rikard mengungkapkan bahwa program ramah lingkungan selalu menjadi topik yang tidak dibicarakan secara serius.

"Bagaimana kita menjaga hutan yang sangat sedikit di Flores. Itu harus dijaga karena ini menjadi kekuatan dan penopang utama dari segi lingkungan," ucap Rikard.

Rikard juga menekankan pentingnya menyertakan masyarakat agar tidak terjadi permasalahan sosial.

"Kalau masyarakat tidak dibawa, tidak diikutsertakan, maka apapun yang kita perjuangkan pada ujungnya akan menimbulkan kesulitan di persoalan sosial," ucap Rikard.

BACA JUGA: PJ Gubernur NTT Ajak Masyarakat Berkontribusi Dalam Pembangunan Daerah

Kemudian, Rikard mengungkapkan bahwa masalah terberat yang dihadapi Indonesia dalam pengembangan pariwisata di Flores adalah lemahnya koordinasi dan sinkronisasi. 

"Saya melihat masih ada pelemahan dalam segi koordinasi dan sinkronisasi. Dari ujung barat Pulau Flores sampai ujung timur. Kita ini bukan cuma merupakan satu kesatuan wilayan tapi harus juga kesatuan sosial dan ekonomi," tegas Rikard,

"Kalau kita hanya befokus pada satu tempat, maka pada ujungnya akan menimbulkan ketimpangan, yang lain idak akan mendapat dampak positif apa-apa," tambahnya.

Terakhir, Rikard Bagun menekankan pentingnya startegi yang tepat untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Flores.

"Jangan sampai masyarakat Flores hanya menjadi penonton," ucap Rikard.

KOMENTAR