Ini Maskapai Penerbangan yang Terancam Bangkrut Karena Corona

Binsar

Wednesday, 18-03-2020 | 09:15 am

MDN
Maskapai Penerbangan Jerman Lufthansa [ist]

Sydney, Inako –

Sejumlah maskapai penerbangan dunia bakal bangkrut jika penyebaran virus baru COVID-19 tidak meredah dalam waktu dekat.

Maskapai penerbangan Australia, Qantas, misalnya. Perusahaan ini telah memangkas kapasitas penerbangan internasional hingga 90 persen dan rute domestik sebesar 60 persen. Demikian pula, British Airways memangkas kapasitas hingga 75 persen.

Sementara itu, maskapai nasional Belanda KLM berencana untuk memotong hingga 2.000 pekerjaan. CEO Delta Air Lines telah mendapati gajinya dipotong menjadi nol, dan Lufthansa menangguhkan dividen.

Hal yang sama juga dialami Malaysia Airlines. Dalam memo internalnya, petinggi perusahaan itu mengakui saat ini pihaknya tengah dalam "situasi kritis" dan mendesak staf untuk mengambil cuti sukarela yang tidak dibayar.

Perusahaan penerbangan di atas terancam bangkrut karena tidak ada keseimbangan antara beban biaya operasional dengan jumlah penumpang dalam tiap penerbangan yang dilakukan.

Hal itu terjadi, lantaran mobilitas orang dari satu daerah atau negara ke daerah atau negara lainnya mulai dibatasi. Jelas, kondisi itu tidak menguntungkan bagi sebuah maskapai penerbangan.

Apalagi jika pemerintah sebuah negara enggan memberi dana talangan atau bailout ke sebuah maskapai agar ia tetap melaksanakan operasinya tiap hari.

Saat ini, begitu banyak permintaan perjalanan yang terpaksa dibatalkan sehingga operatorpun mengurangi kapasitas penerbangan hingga 90 persen.

Sebuah maskapai bernama Flybe yang berbasis di Inggris, telah mengalami dampak virus ini.

Brendan Sobie, seorang analis penerbangan independen yang berbasis di Singapura, mengatakan situasi global ini belum pernah terjadi sebelumnya.

“Anda dapat membandingkannya dengan hal-hal seperti SARS atau krisis keuangan global, tetapi saya pikir ini lebih dari itu. Tidak ada yang benar-benar tahu berapa lama itu akan berlangsung dan apa dampak penuhnya nantinya," ujarnya, seperti dikutip New Straits Times, Rabu (18/3/2020).

KOMENTAR