Ini Pernyataan Jokowi Terkait IHSG dan Ekonomi RI 2018

Jakarta, Inako
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018 resmi ditutup, Jumat (28/12/2018). Penutupan dilakukan Presiden RI Joko Widodo dan didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Direktur Utama BEI Inarno Djayadi.
Dalam sambutannya, Jokowi mengungkapkan apresiasinya terhadap capaian BEI, di mana level psikologis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berhasil mencapai target. Bahkan, kinerja bursa Indonesia melejit menjadi yang terbaik kedua di Asia, setelah India.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengapresiasi kinerja elemen pemerintah karena pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di atas 5%. Menurut dia, kerja keras pemerintah dan elemen pendukung lainnya tidak sia-sia. Kepercayaan pasar pun meningkat terhadap Indonesia.
Berikut ini pidato lengkap Presiden Joko Widodo dalam penutupan perdagangan di BEI:
Selamat sore, salam sejahtera bagi kita semuanya. Bapak-Ibu, saudara-saudara sekalian, melihat akhir dari penutupan perdagangan di bursa ini, saya ingin menyampaikan optimisme dan optimis terhadap perkembangan pasar modal, bursa yang kita miliki.
Capaian BEI sesuai target IHSG-nya, di atas 6.000. Kinerja BEI betul-betul terasa positifnya meskipun kondisi ekonomi global sangat dinamis dan sulit diprediksi, termasuk berbagai pasar modal dunia yang masih bergejolak, dengan kondisi eksternal yang pengaruhi pasar kita.
Seperti tadi yang disampaikan Bapak Ketua OJK, indeks harga saham kita saat ini merupakan yang terbaik kedua di dunia terkait dengan kinerja bursa. Juga yang berkaitan dengan jumlah perusahaan baru yang mencatatkan efeknya di BEI kita. Ini juga yang terbanyak sejak 1995, ini patut kita syukuri.
Optimisme yang terjadi di BEI ini juga menunjukkan ekonomi kita berada pada transisi konsumtif menjadi produktif, dari yang kurang berkualitas menjadi berkualitas, meskipun kita tahu ekonomi global tidak mendukungnya.
Ini semua terjadi karena kerja sama, kolaborasi, sinergi, antara sektor moneter, fiskal, dan riil; industri dan dunia usaha. Ketiganya bisa konsolidasi dengan baik, bisa kerjasama, berkolaborasi, saling mengisi, saling kontribusi, sehingga kita harapkan PE kita tahun ini bisa di atas 5%.
Tadi Pak Menko bisiki saya, kurang lebih 5,17%. Juga didukung oleh inflasi yang rendah. Saya kira akan lebih rendah dari tahun sebelumnya, kurang lebih 3% lebih sedikit, di bawah 3,5%. Ini betul-betul antara PE dan inflasi bisa kita jaga, sehingga kepercayaan investor pada negara kita akan makin baik.
Saya ingatkan dan tegaskan bahwa transisi hijrah ekonomi kita baru dimulai, belum selesai, kita harapkan ada lompatan-lompatan, terutama di pasar modal ini.
Sebentar lagi kita akan melakukan peresmian penutupan perdagangan di BEI, dan kita berharap ke depan pasar modal kita bisa menjadi barometer pasar modal yang tangguh, sehat, stabil, dan maju.
Demikian saya sampaikan, terima kasih.
TAG#Bursa Efek, #Saham, #Pasar Modal, #Jokowi, #IHSG
200651560
KOMENTAR