Israel Mengizinkan Jeda Pertempuran Selama 4 Jam Setiap Hari Untuk Mengevakuasi Warga Sipil Gaza

Israel akan mengizinkan jeda kemanusiaan selama empat jam setiap hari bagi warga sipil yang melarikan diri dari utara Jalur Gaza ke selatan, kata pemerintah AS, dikutip dari Kyodonews.

Militer Israel telah mengintensifkan invasi darat ke Gaza sebagai bagian dari upayanya untuk membasmi kelompok militan Palestina Hamas setelah mereka melakukan serangan mematikan lintas perbatasan pada 7 Oktober, yang mana ratusan warga sipil disandera.

Israel akan memberi tahu warga sipil tiga jam sebelum jeda, dan dua koridor kemanusiaan akan dibuat, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada konferensi pers online pada hari Kamis.  

Langkah ini juga bertujuan untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke daerah kantong tersebut dan mendorong Hamas untuk melepaskan sandera.

Militer Israel dilaporkan mengatakan bahwa jeda sementara itu bersifat "taktis" dan "dilokalisasi", karena korban warga sipil Palestina meningkat di tengah serbuan perkotaan yang terus berlanjut dan serangan udara Israel di Gaza.

Tidak jelas apakah Hamas, yang secara efektif menguasai daerah kantong padat penduduk, akan mematuhi jeda tersebut atau melepaskan sandera.

Jeda tersebut “perlu dikoordinasikan dengan PBB” dan disetujui oleh semua pihak, kata Stephane Dujarric, juru bicara ketua badan dunia Antonio Guterres pada konferensi pers.  

Menanggapi komentar Gedung Putih, kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan kembali tidak akan ada gencatan senjata sampai para sandera dibebaskan, dan juga menuntut warga sipil di Gaza utara untuk mengungsi ke selatan.

Kirby menyebut penghentian sementara ini sebagai “langkah ke arah yang benar,” dan menyatakan harapan bahwa tindakan penghentian sementara akan terus berlanjut selama diperlukan.