Jadi Lokasi Percontohan Pengelolaan Sampah Tingkat Hulu di Kota Semarang, Ini Pencapaian TPS 3R Sambiroto

Hila Bame

Tuesday, 18-01-2022 | 12:38 pm

MDN
Ilustrasi


JAKARTA, INAKORAN

Pencemaran sampah laut telah menjadi masalah global. Indonesia bahkan menjadi salah satu hotspot pencemaran sampah laut. Sebagian besar sampah laut ini berasal dari kebocoran sampah di daratan. Namun penanganan sampah di hilir dengan teknologi mutakhir berbiaya mahal saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah persampahan.


BACA:  

Isu Perubahan Iklim, Yayasan Ayo Indonesia Bekerjasam Dengan KRKP Gelar Pelatihan di Manggarai 


Yayasan Bina Karta Lestari (BINTARI) didukung Rethinking Plastics dari Uni Eropa dan GIZ melalui Pemerintah Jerman membuat program Penyiapan Masyarakat dalam Kolaborasi Pengelolaan Sampah (PILAH2). Program yang juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang ini bertujuan meningkatkan kapasitas TPS 3R (reduce, reuse, recycle) yang ada di Kota Semarang untuk mengurangi sampah rumah tangga yang bocor ke laut maupun yang terbuang ke TPA .

 

Dalam program ini, TPS 3R yang merupakan tempat pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R diproyeksikan memiliki kapasitas untuk meningkatkan area layanan pengangkutan sampah, meningkatkan daur ulang sampah dan menjalankan jual beli sampah anorganik atau yang masih bernilai ekonomi.

 

BINTARI telah melakukan survei terhadap 21 TPS 3R yang ada di Kota Semarang dan melakukan focus group discussion dengan sejumlah stakeholder di masing-masing wilayah untuk memilih dua lokasi pilot project. Terpilihlah TPS 3R yang berlokasi di Mangkang Kulon dan Sambiroto yang akan didampingi oleh field officer BINTARI. Pertimbangan dipilihnya dua lokasi tersebut karena memiliki bangunan serta terdapat aktivitas pengelolaan sampah yang masih aktif.

 

Pengurus TPS 3R di dua lokasi pilot project juga mendapatkan rangkaian training optimalisasi pengelolaan sampah melalui dua tahap yakni tentang bagaimana membangun lembaga pengelola sampah dan menyusun rencana layanan.

 

Pengelolaan Sampah di TPS 3R Sambiroto

Kelurahan Sambiroto merupakan salah satu kelurahan yang memiliki bangunan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah 3R) yang berada di wilayah RT 12 RW 4. Bangunan yang terdiri dari rumah pilah dan kontainer pembuangan sampah itu didirikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang sejak 2015.

TPS 3R Sambiroto telah melayani pengangkutan sampah di  3 RW (RW 2,4,5) dan di 35 RT di 1057 rumah. Meski begitu, pengelolaan sampah di TPS 3R dinilai belum optimal melihat kontainer yang kerap overload, menimbulkan bau tak sedap , serta manajemen pengelola yang kurang terorganisir sehingga mekanisme pengelolaan sampah dilakukan secara mandiri oleh petugas pengangkut.

“Keberadaan TPS3R yang berlokasi di kawasan perumahan pun kerap menimbulkan beberapa pro dan kontra di kalangan masyarakat,” tambah Kiswanto, Ketua TPS 3R Sambiroto.

Berdasarkan kondisi pengelolaan sampah yang belum berjalan optimal di wilayah Sambiroto, BINTARI melakukan pendampingan dengan membentuk Lembaga Pengelolaan Sampah (LPS) TPS 3R “Resik Mandiri” melalui program PILAH2.

“Setelah melakukan survei dan FGD, kami melihat terdapat aktor dan kelembagaan potensial yang mampu mengelola dan mengaktifkan kembali konsep TPS 3R di Sambiroto,” jelas Feri Prihantoro, Project Coodinator Program PILAH2.

Pendampingan yang dilakukan BINTARI sejak Mei 2022 meliputi edukasi dan pelatihan kepada pengurus, memberikan sosialisasi kepada petugas pengangkut serta rumah tangga yang dilayani oleh TPS 3R.

“Kami memberikan technical assistant kepada pengelola TPS 3R untuk meningkatkan kapasitas daur ulang,” ujar Fitri Ulul Azizah, selaku Field Officer yang melakukan pendampingan di wilayah Sambiroto.

Fitri mengungkapkan bahwa sejak TPS 3R Resik Mandiri kini telah memiliki kapasitas untuk menjalankan bisnis jual beli sampah dengan membeli sampah terpilah dari rumah tangga untuk dijual kembali kepada pengepul. Aktivitas ini diharapkan bisa berkontribusi mengurangi sampah yang bocor ke lingkungan.

Capaian yang diraih TPS 3R tersebut bukan tanpa rintangan. Selama melakukan pendampingan, Fitri mengaku bahwa belum semua petugas pengangkut sampah yang berjumlah 9 orang bersedia masuk dalam kelembagaan TPS3R. Hanya ada 3 petugas pengangkut yang berada di bawah kepengurusan TPS 3R.

Lebih lanjut, belum semua masyarakat di wilayah perkampungan dan perumahan bersedia melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga.

“Dari 13 RT yang mendapatkan sosialisasi pemilahan sampah baru ada 9 RT yang melakukan pemilahan dengan sistem bank sampah,” imbuh Fitri.

Bicara soal tantangan, TPS 3R juga belum bisa melayani pembelian sampah ke area dataran tinggi di beberapa RT di wilayah RW 2 karena terkendala armada yang terbatas, sehingga saat ini TPS3R hanya mengandalkan 1 petugas pengangkut yang diperbantukan untuk pengambilan pilah sampah di wilayah RW 4 dan RW 5.

Di tengah beragam tantangan yang dihadapi, TPS 3R Resik Mandiri Sambiroto berhasil melakukan optimalisasi pengelolaan sampah tingkat hulu melalui program kerjanya. Berikut capaian yang telah dilakukan:

SEBELUM INTERVENSI

SESUDAH INTERVENSI

Pengelola TPS 3R hanya dilakukan di RW 2 yaitu oleh KSM Ben Resik

Pengelola TPS3R dilakukan oleh keterwakilan tokoh dari 3 RW dengan nama TPS 3R Resik Mandiri

Hanya terdapat 2 RT yang menjalankan pemilahan sampah melalui sistem bank sampah

Sudah ada 9 RT yang menjalankan pemilahan sampah melalui sistem bank sampah

Tidak ada program jual beli sampah dan  pemilahan sampah di TPS3R

Ada program bisnis jual beli sampah dan pemilahan sampah serta layanan penjemputan sampah anorganik sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas daur ulang

Volume pemilahan sampah yang terdokumentasi hanya dari  petugas pengangkut dengan jumlah tonase  per bulan 1,6 ton (Bulan Agustus 2021)

Terdokumentasikannya volume pemilahan sampah dari pemilahan RT dan petugas pengangkut

  • September 2021 (1,7 ton)
  • Oktober 2021 (1,72 ton)
  • November 2021 (1,8 ton)
  • Desember 2021 (2,1 ton)

 

 

 

 

KOMENTAR