Kecelakaan Sriwijaya Air : Co-pilot Paling Cerdas di Sekolah Terbang, Penyayang dan Mencintai Pekerjaannya

Hila Bame

Wednesday, 13-01-2021 | 09:30 am

MDN
Kenangan foto pernikahan Diego Mamahit Co-pilot Sriwijaya Air yang Naas pada 9 Januari 2021

 

Jakarta, Inako 

"Saya memotivasi dia, karena mimpinya adalah menjadi kapten dan mendapatkan strip keempat,” kata Chris Mamahit, yang menggambarkan saudaranya sebagai pria keluarga yang sopan dan penyayang.

Sebelum menjadi penerbang pesawat komersial, Co-pilot berusia 34 tahun itu belajar ekonomi di sebuah universitas di Jakarta.

Atas dorongan orang tuanya Boy Mamahit, mantan eksekutif Bouraq Airlines, Diego mendaftar di sekolah penerbangan tidak lama setelah dia memperoleh gelar sarjananya.

Co-pilot pesawat Sriwijaya Air naas yang jatuh tak lama setelah lepas landas akhir pekan lalu itu, termasuk siswa yamg paling cerdas di sekolah terbang. Ia selalu meyakinkan keluarganya bahwa dia akan selalu mengutamakan keselamatan, kata saudaranya

 

Kenangan pernikahan Diego Mamahit  [ist]

 

Diego Mamahit,  digambarkan oleh anggota keluarganya sebagai orang yang "hangat dan penyayang" yang mencintai pekerjaannya. Enam puluh dua orang berada di dalam pesawat komersial Indonesia yang jatuh pada Sabtu (9 Jan), hanya empat menit setelah lepas landas dari Jakarta menuju Pontianak, Kalimantan Barat.

Kapten penerbangan itu adalah Afwan RZ. Co-pilotnya adalah Diego Mamahit.

Pihak berwenang telah menemukan puing-puing yang diyakini berasal dari pesawat serta sisa-sisa manusia. Tidak ada tanda-tanda selamat.

Chris Mamahit, saudara dari co-pilot mengatakan bahwa saudara kandungnya telah terbang ribuan jam dengan Boeing 737 selama tujuh tahun karirnya dengan Sriwijaya Air.

Chris melanjutkann  bahwa kakaknya termasuk siswa paling cerdas di Sekolah Terbang NAM Sriwijaya, yang dia ikuti pada tahun 2010. Dia berhasil mendapatkan lisensi terbangnya lebih cepat daripada kebanyakan rekannya di sekolah itu.

KOMENTAR