Kecerdasan IQ dan EQ Memiliki Peran Penting dalam Meningkatkan Prestasi seorang Siswa

Hila Bame

Thursday, 25-11-2021 | 10:54 am

MDN

 

 

 

Oleh:  Letvina Ervin

Kelas:2020B

Semester:III

Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia

Kampus:Universitas Katolik Indonesia St.Paulus Ruteng

 

JAKARTA, INAKORAN        

         Kecerdasan IQ (Intelligence Quotients)  selama ini sering kali dijadikan tolok ukur kesuksesan seseorang khususnya dalam memperoleh prestasi yang tinggi. Akan tetapi, selain kecerdasan itu ada hal lain yang tak kalah penting yaitu kecerdasan emosional, atau EQ (Emotional Intelligence).

Mengapa kecerdasan emosional penting?

Memiliki kecerdasan EQ menjadi landasan yang kuat untuk meraih  prestasi yang tinggi bahkan sebagi modal dasar  dalam menghadapi  kehidupan sosial. 

Sebagai mahluk sosial,  manusia membutuhkan EQ yang baik dalam berinteraksi dengan sesamanya. Namun,  jika sebaliknya, tentu menyulitkan,  baik sebagi individu maupun sebagai kelompok dalam berinteraksi di masyarakat.   

Sebagian besar orang berpendapat  bahwa untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi pula.

Namun Emotional Intelligence atau biasa disebut dengan kecerdasan  emosi memiliki peranan yang tidak kalah peting dalam memperoleh prestasi belajar yang tinggi.

Dimana emosi seseorang siswa terutama siswa usia sekolah dasar umumnya sangat dipengaruhi oleh faktor internal (bawaan) dan faktor eksternal (lingkungan), karena kecerdasan tersebut mampu  mengatur konsentrasi anak ketika sedang belajar yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar anak. 

Dua faktor inilah yang mempengaruhi kepribadian anak. Faktor bawaan disini adalah faktor keturunan dari kedua orang tuanya sedangkan faktor lingkungan adalah dilingkungan yang seperti apakah anak itu tinggali dan seperti apakah lingkungan tersebut. Karena suatu lingkungan berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang.


BACA:  

Mahasiswi ITB Asal Manggarai,  Pimpin Konferensi Dunia Bidang Aerospace dan Aviasi


         Gelomen (2007:44) menyatakan bahwa peran IQ hanya sekitar 20%  untuk menompang kesuksesan dalam hidup seseorang, sedangkan 80% lainya ditentukan oleh faktor lain, diantaranya  kecerdasan emosional. Beberapa ahli dalam bidang kecerdasan menemukan bahwa seseorang yang memiliki IQ tinggi dapat mengalami kegagalan dalam bidang akademis, karir dan kehidupan sosial. Banyak orang yang memiliki kecerdasan rata-rata mendapat kesuksesan dalam kehidupannya.

          Dunia kehidupan anak, benar-benar sarat dengan proses pengembangan EQ tersebut. Melatih keberanian, percaya diri, dan kemandirian. Juga menahan marah, menunda keinginan, antri mengutamakan orang lain, hingga belajar mengalah. Menginjak  usia sekolah dasar, proses pembentukan emosi masih berlangsung. Konflik dengan teman terjadi semakin kompleks, perebutan “kekuasaan” atas berbagai fasilitas sekolah, persaingan kompetisi mempertahankan prestasi pun kian tinggi.

Melalui proses-proses tersebutlah, kecerdasan emosi anak dipertahankan dan dikembangkan untuk meningkatkan prestasi yang tinggi.


BACA JUGA: (Milenial Manggarai jajal kemampuan menulis)

Realita Pahit di Balik Janji Manis Globalisasi


 


 

KOMENTAR