Kemajuan AI Bikin Hari Kiamat Semakin Tampak di Depan Mata

Sifi Masdi

Wednesday, 21-02-2024 | 17:05 pm

MDN
Kemajuan Artificial Intelligence (AI) [ist]

 

 

 

 

Jakarta, Inakoran

 

Kemajuan pesat dalam bidang Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan  telah menjadi tonggak penting dalam evolusi teknologi karena membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.

 

Namun, di balik gemerlapnya inovasi, suara skeptis dan peringatan serius tentang potensi "kiamat" oleh AI semakin mencuat, lantaran menciptakan dinamika tajam dalam pandangan masyarakat.

 

BACA JUGA: Begini Respon Google Soal Perpres Publisher Rights yang Ditandatangani Jokowi

 

Salah satu tokoh yang memandang masa depan dengan pesimisme yang mendalam adalah Eliezer Yudkowsky, seorang peneliti AI terkenal yang terlibat dalam proyek Machine Intelligence Research Institute di California.

 

Dalam wawancara eksklusif dengan The Guardian, Yudkowsky menyatakan keyakinannya bahwa sisa waktu manusia semakin dekat dengan akhir dari pada kita perkirakan gara-gara kemajuan AI yang sulit dibendung.

 

"Jika Anda menyuruh saya memberikan probabilitas pada hal-hal, saya memiliki rasa bahwa sisa waktu kita saat ini lebih mirip lima tahun daripada 50 tahun. Bisa dua tahun, bisa sepuluh tahun," kata Yudkowsky.

 

Ia memvisualisasikan akhir zaman sebagai kepunahan manusia yang dikuasai oleh kecerdasan buatan, mirip dengan adegan kiamat dalam film Terminator atau realitas alternatif seperti dalam Matrix.

 

BACA JUGA:  Elon Musk dan Peneliti AI Minta Laboratorium Hentikan Pengembangan AI

 

Namun, Yudkowsky bukan satu-satunya yang menyoroti potensi kiamat AI. Gerakan Neo-Luddite, dengan pandangan skeptisnya terhadap adopsi teknologi tanpa mempertimbangkan dampaknya pada pekerjaan dan masyarakat, juga turut serta dalam perbincangan ini. Mereka, seperti Nick Hilton yang memandu podcast "The Ned Ludd Radio Hour," mengecam efisiensi teknologi yang dianggap merugikan hak-hak pekerja.

 

 

 

 

Di sisi lain, hasil penelitian menyajikan gambaran yang lebih nuansa. Dikutip dari Gizmodo, sebanyak 68% dari 2.778 peneliti kecerdasan buatan menyatakan bahwa AI akan memberikan dampak positif lebih besar daripada dampak negatif pada manusia. Tetapi, keprihatinan tetap ada, dan sekitar 10% peneliti memandang AI berpotensi menjadi "kiamat" baru yang dapat menyebabkan kepunahan manusia.

 

Meskipun ada kesepakatan untuk meminimalisir risiko dalam pengembangan AI, para peneliti terbagi antara yang ingin mempercepat perkembangan teknologi ini dan yang lebih memilih pendekatan hati-hati. Lebih dari 80% peneliti AI merasa bahwa isu yang paling signifikan terkait AI adalah kemampuannya menyebarkan informasi yang keliru, menciptakan keprihatinan serius di tengah merebaknya informasi yang tidak akurat dan potensi dampaknya terhadap Masyarakat.

 

BACA JUGA: 9 Tahun di Luar Pemerintahan, AHY: Ini Momen Bersejarah Bagi Demokrat

 

Peringatan akan bahaya AI memang menjadi fokus diskusi lintas sektor. Meskipun beberapa pandangan terkait kiamat AI mungkin terdengar kontroversial, Yudkowsky sendiri terus mempertahankan pendiriannya, bahkan mengusulkan ide serangan terhadap pusat-pusat data yang menjadi tempat pengembangan dan pelatihan AI.

 

Dalam menghadapi tantangan ini, dibutuhkan keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan terhadap dampak negatif yang mungkin timbul. Diskusi terbuka dan kerja sama lintas disiplin menjadi kunci untuk mencapai pemahaman mendalam tentang potensi AI dan membentuk arah masa depan yang lebih terarah dan berkelanjutan.



 

KOMENTAR