Kemenkop-UKM Dorong Kopwan Sukabumi Ciptakan Produk Khas Daerah

Sifi Masdi

Monday, 10-02-2020 | 08:20 am

MDN
Sekretaris Kemenkop-UKM Rully Indrawan (tengah) berdialog dengan para pengurus Koperasi Wanita Sakinah di Desa Citamiang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (9/2/2020) [dok:kemenkop]

Sukabumi, Inako

Kementerian Koperasi dan UKM akan terus menggulirkan aneka program bagi pemberdayaan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha kaum perempuan (ibu) yang ada di pedesaan.

"Bila kelompok usaha ibu-ibu ini tergabung dalam wadah koperasi, maka program pelatihan dari Kemenkop akan lebih terarah dan terukur. Karena, program pelatihan akan fokus pada satu titik, yaitu koperasi yang anggotanya para ibu yang memiliki usaha", ucap Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan, saat menghadiri Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Wanita Sakinah di Desa Citamiang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (9/2) dalam keterangan tertulis kepada inakoran.com.

Sekretaris Kemenkop-UKM Rully Indrawan saat memberikan sambutan dalam acara (RAT) Koperasi Wanita Sakinah di Desa Citamiang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (9/2/2020) [kemenkop]

 

Prof Rully pun berharap ada koordinasi dan sinergi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan seluruh stakeholder di daerah, untuk mengembangkan kualitas Kopwan. "Para ibu membutuhkan pelatihan kewirausahaan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produknya", kata Prof Rully.

Dengan berkoperasi, kata Prof Rully, anggota koperasi bisa lebih fokus dalam produksi dan peningkatan kualitas produk. Sementara menyangkut pemasaran dan permodalan menjadi bagian dari koperasi.

Simak video InaTv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia sejahtera.

 

"Saya juga berharap Kopwan bisa menciptakan produk khas daerahnya. Apalagi, saat ini Sukabumi menjadi tujuan wisata yang banyak dikunjungi orang dari luar", jelas Prof Rully.

Dengan berkoperasi juga para ibu anggota Kopwan bisa mendapat pemahaman terkait produk, baik dari sisi rasa, kemasan, hingga faktor higienitasnya, bisa tetap terjaga sesuai standar dan keinginan konsumen. "Dengan berkoperasi juta bisa terhubung dengan para Offtaker sebagai penjual produk dari Kopwan. Para Offtaker sudah memiliki pasar hingga ke luar negeri", tukas Prof Rully.

Prof Rully melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan di Kabupaten Sukabumi yang bisa menjadi produk unggulan daerah. "Saya kira, Kemenkop bersama PNM dengan program Mekaar-nya, bisa lebih masuk mendalam ke pedesaan untuk membantu kelompok-kelompok usaha ibu-ibu di pedesaan", ucap Prof Rully.

Pola Syariah

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Kopwan se-Kabupaten Sukabumi Neni Hanifah menjelaskan, ada sekitar 20 Kopwan yang tergabung dalam Forum Kopwan Kabupaten Sukabumi dengan jumlah anggota ratusan orang ibu-ibu. "Para anggota banyak yang memiliki usaha, seperti warung, kue-kue basah, wajit, rengginang, dan sebagainya", kata Neni.

Lebih jauh, Neni mengungkapkan bahwa masyarakat di Sukabumi, khususnya para pengurus dan anggota Kopwan sangat membutuhkan program pelatihan koperasi pola syariah. "Masih ada di masyarakat yang menganggap bahwa koperasi itu riba", ungkap Neni.

Dengan pelatihan pola syariah itu, Neni ingin membuka wawasan kalangan ibu-ibu bahwa berkoperasi bukan riba. Karena, koperasi memakai sistem jasa yang keuntungannya akan dikembalikan ke anggota melalui SIsa Hasil Usaha atau SHU. "Terlebih lagi, penetapan besaran jasa itu juga merupakan kesepakatan seluruh anggota Kopwan", kata Neni.

Selain itu, lanjut Neni, Forum Kopwan Kabupaten Sukabumi juga membutuhkan pelatihan untuk penguatan kualitas para pengurus koperasi, khususnya bagi yang baru menjabat menjadi pengurus koperasi. "Intinya, agar tercipta kaderisasi yang berkualitas. Sehingga, yang menjadi pengurus koperasi tidak hanya orang yang itu-itu saja", pungkas Neni.



 

 

KOMENTAR