KemenkopUKM Dorong Pelaku UKM Malang Masuk Pasar Ekspor

Sifi Masdi

Sunday, 13-06-2021 | 15:29 pm

MDN
SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim pada pembukaan Sinergi Kegiatan Pengembangan SDM UKM di Malang [kemenkop]


 

 

Malang, Inako

SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim  mendorong pelaku UKM Malang untuk terus meningkatkan kapasitas SDM dan usahanya, agar bisa menembus pasar ekspor. Dengan demikian kontribusi UKM pada PDB dan ekspor Indonesia akan semakin meningkat.

"Saya menyampaikan  kekaguman saya pada peserta pelatihan baik yang offline maupun daring, karena ditengah pandemi covid-19 tetap semangat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperluas jaringan," kata SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim pada pembukaan Sinergi Kegiatan Pengembangan SDM UKM melalui Pelatihan Digital Markering, Keterampilan Teknis Produksi dan Vocational Digitalisasi Produk UKM, di Malang, Kamis (10/6/2021).

 

BACA JUGA: UF Enterprise Siap Terapkan Disiplin Prokes untuk Wujudkan Pesta Pernikahan Impian Milenial

"Kami di Kementerian  juga berusaha meningkatkan SDM dari waktu ke waktu. Selain offline kami juga menyediakan pelatihan secara online. Harapannya agar pelaku UKM terus secara berkesinambungan meningkatkan kapasitasnya. Kami berharap, narasumber juga tetap menjaga komunikasi dengan peserta, dan memberi kesempatan apabila ada informasi atau pengetahuan yang masih diharapkan pelaku UKM," pesan Arif Rahman Hakim.

SeskemenkopUKM menjelaskan, struktur  organisasi di  KemenkopUKM kini dibagi empat tema besar, salah satunya adalah Deputi Bidang UKM yang  terus menerus melakukan update  peningkatan kapasitas UKM. "Tentu fokusnya berbeda dengan usaha mikro, karena tema besarnya agar pelaku UKM bisa memiliki kontribusi lebih besar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto-ree) dan ekspor Indonesia," kata Arif Rahman Hakim.

BACA JUGA: Keselarasan Program antara Pusat dan Daerah Kunci Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

Karena itu, SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim berharap  peserta pelatihan terus berusaha meningkatkan kualitas produknya sehingga target kontribusi UMKM pada PDB bisa sesuai target. Demikian juga dengan target ekspor," ujarnya.

SeskemenkopUKM Arif Rahman Hakim mengakui, tentunya hal ini membutuhkan semangat tinggi dan kebersamaan. Karena dari itu, Arif Rahman Hakim mengingatkan akan sangat baik kalau ada kerjasama yang erat antar peserta, terlebih bila usahanya sama atau sejenis.

 

Butuh Sinergi

Dalam kesempatan yang sama, KadinaskopUKM Jatim,  Mas Purnomo Hadi mengakui dengan anggaran yang ada pihaknya tidak mungkin melakukan sendiri pelatihan KUMKM, sehingga harus melakukan sinergi dengan stakeholder lain semisal kalangan swasta maupun Perguruan Tinggi. "Anggaran di kami hanya cukup melatih 1.500 pelaku usaha tiap tahunnya, sementara jumlah koperasi di Jatim mencapai 22.856 koperasi dan UMKM nya berjumlah 9,7 juta pelaku usaha," aku Mas Purnomo Hadi.

BACA JUGA: 30 Juta Pelaku UMKM Ditargetkan Tergabung Dalam Ekosistem Digital pada 2030

Menurut KadiskopUKM Jatim, pelatihan secara berkelanjutan amat dibutuhkan pelaku UMKM dalam menjawab tantangan perkembangan jaman, seperti saat Pandemi seperti sekarang ini. "Selama pandemi banyak UMKM mengalami kesulitan dalam bahan baku atau pemasaran dan seterusnya yang akhirnya digitalisasi menjadi kunci jawaban dalam mengatasi kendala-kendala tersebut. Karena itu model pelatihan seperti  digital marketing sangat diperlukan," kata Mas Purnomo Hadi.

Hal ini menurut Mas Purnomo Hadi sudah sejalan dengan lima program prioritas Dinas Koperasi dan UKM Jatim. Pertama,  kelembagaan dimana koperasi harus berkualitas. Dua,  soal SDM dimana pelaku koperasi dan UMKM dituntut melakukan peningkatan kapasitas SDM nya.  Ketiga, prioritas produksi, dan kebetulan dalam pelatihan ini ada materi digitalisasi produk.  "Tantangannya adalah bagaimana membuat kualitas produk memiliki nilai tambah, menjadi produk berstandardisasi. Disitulah kemudian yang menentukan pasarnya kemana," kata Mas Purnomo Hadi.

BACA JUGA: Pasar Aksara Kota Medan Dibangun dengan Konsep Green Building

Keempat, masalah  permodalan dimana hal ini menjadi penting ketika proses produksi dan pemasaran membutuhkan pendanaan. "Di Jatim kami menyiapkan berbagai skim pembiayaan seperti   KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari Bank Himbara, Bank Jatim maupun LPDB-KUMKM. Juga saya mencoba  manfaatkan dana CSR dari BUMN dan BUMD," jelas KadiskopUKM Jatim.

Prioritas kelima adalah pemasaran, dimana hal ini menjaid ujung tombak dari sebuah proses produksi. Kalau semua sudah dipenuhi, maka produk ini dikemanakan?Tentunya kita pasarkan ke konsumen, baik melalui pasar offline  maupun online atau marketplace. Pihaknya juga memfasilitasi UMKM Jatim untuk bisa memasarkan produknya di 26 kantor perwakilan Jatim di berbagai daerah di tanah air.

 

 


 

 

KOMENTAR