Kepala BKPM : Banyak Regulasi Tidak Rasional bagi Dunia Usaha

Jakarta, Inako
Ada banyak potensi kerjasama antara negara yang sedang digalakkan pemerintah namun demikian perbaikan iklim investasi harus berjalan paralel agar investasi mengalir. Utamanya perbaikan iklim perizinan di wilayah kabupaten dan kota seluruh Indonesia yang sekiranya masih menghambat mengalirnya investasi.
Mana mungkin ada investasi jika ongkos perizinan tak terbatas? Sementara asumsi laba usaha bisa dihitung dengan cermat di awal perusahaan berdiri. Biaya berlipat-pinak ini tumbuh subur di daerah oleh otonomi daerah sebagai koherensinya.
Meski tidak merinci kebijakan apa saja yang menghambat investasi dalam negeri baik untuk investasi domestik maupun asing. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan saat ini masih banyak kebijakan yang kurang mendukung terhadap penanaman investasi baik domestik maupun asing.
“Masih banyak kebijakan yang kurang kondusif bagi dunia usaha termasuk pelaku usaha dari Eropa. Saya kira keluhannya sama saja seperti dari negara lain maupun dari dunia usaha domestik. Kebijakan yang tidak rasional,” katanya, Selasa (24/7).
Di sisi lain potensi kerja sama investasi dengan negara-negara Eropa sangat besar. Lembong menyebut negara-negara Eropa kuat dalam hal industri transportasi hingga mesin-mesin manufaktur.
“Saya kira Eropa sangat kuat di bidang industri transportasi. Kemudian juga Eropa sangat kuat di industri mesin utuk industri. Mesin-mesin untuk pabrik mebel, pabrik tekstil, untuk pabrik makanan dan minuman,” ujarnya.
Hal itu diucapkan Lembong setelah mendampingi perwakilan dari European Business Chamber of Commerce in Indonesia bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya.
Padahal, jika kebijakan investasi pemerintah bisa lebih kondusif, potensi penanam modal dari Eropa bisa lebih maksimal. Terlebih Lembong menilai pemerintah negara-negara Eropa secara politis cukup netral dan tidak melakukan intervensi.
Dalam kesempatan yang sama, Chairman of Executive Board European Business Chamber of Commerce in Indonesia Mark Magee mengatakan pihaknya merasa percaya diri terkait masa depan bisnis negara-negara Eropa di Indonesia.
“Kami melihat perkembangan yang positif dalam hal regulasi untuk membantu kerja sama bisnis antara Indonesia dengan Eropa. Sebagian memang masih harus diselesaikan dan kami percaya hal itu akan segera terealisasi,” ujarnya.
Ditanyai terkait potensi penanaman investasi dari Benua Biru tahun ini di Tanah Air, dia enggan menjawab gamblang. Dia malah menyebut isu utama kerja sama Indonesia dan Uni Eropa adalah terkait European Union – Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Perjanjian tersebut menurutnya harus memastikan perdagangan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
“Dan yang penting untuk diingat adalah dari perspektif kami hal itu tidak dilihat sebagai sebuah kompetisi ekonomi. Kami percaya kita bisa saling melengkapi,” tuturnya. Kanal Ekonomi
TAG#BKPM
200650417
KOMENTAR