Harga Emas Spot Tembus Rekor Baru: Selasa (16/9/2025)

Jakarta, Inakoran
Harga emas kembali mencetak rekor baru seiring pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS). Sentimen pasar saat ini juga dipengaruhi sikap hati-hati investor menjelang rapat penting Federal Reserve (The Fed) pekan ini.
Melansir Reuters, pada perdagangan Senin (15/9/2025) waktu AS, harga emas spot sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di US$3.685,39 per troy ounce. Namun pada Selasa pagi (16/9/2025) pukul 05.37 WIB, Bloomberg melaporkan harga emas terkoreksi tipis ke US$3.678,85.
Sementara itu, kontrak emas berjangka AS pengiriman Desember ditutup naik 0,8% ke level US$3.719,00. Sepanjang pekan lalu, harga logam mulia ini sudah menguat sekitar 1,6%.
Indeks dolar AS melemah 0,3% ke level terendah dalam sepekan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga turun, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Pasar kini hampir pasti memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (17/9/2025) waktu setempat, yang akan menjadi pemangkasan pertama sejak Desember tahun lalu. Namun, sebagian pelaku pasar masih melihat peluang pemangkasan yang lebih agresif, yakni 50 basis poin, menurut CME FedWatch Tool.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (16/9/2025)
Harga Emas Melemah, Dampak Penguatan Dolar AS
Harga Minyak Global Menguat: Dampak Sanksi Baru Terhadap Rusia
Peter Grant, Vice President sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals, menilai prospek emas masih cerah. “Ekspektasi pemangkasan 25 basis poin sudah hampir pasti. Namun, ada kemungkinan satu hingga dua kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun,” jelasnya. Ia memprediksi target kenaikan emas berikutnya berada di US$3.700, lalu US$3.730 dan US$3.743 dalam jangka pendek.
Situasi politik AS juga menambah ketidakpastian. The Fed tengah menghadapi tekanan politik yang tidak biasa, di tengah dorongan Presiden Donald Trump untuk memperluas pengaruh terhadap kebijakan moneter. Senat AS bahkan membuka peluang bagi penasihat ekonomi Trump, Stephen Miran, untuk bergabung ke komite penentu suku bunga sebelum pemungutan suara Rabu mendatang.
Dari sisi global, laporan akhir pekan lalu bahwa China berencana melonggarkan aturan ekspor dan impor emas turut memicu aksi beli. Menurut Tai Wong, trader logam independen, baik permintaan resmi maupun swasta dipandang menjadi pendorong utama reli emas saat ini.
Data ekonomi AS juga memperkuat sentimen bullish emas. Inflasi konsumen pada Agustus tercatat naik tercepat dalam tujuh bulan terakhir, sementara pasar tenaga kerja menunjukkan tanda pelemahan. Kondisi ini semakin mempertegas ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatat pergerakan positif. Harga perak naik 1,1% menjadi US$42,62 per troy ounce, platinum menguat 0,7% ke US$1.400,77, sementara paladium justru turun tipis 0,3% ke US$1.193,21.
Disclaimer:
Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu. Pastikan untuk selalu mengecek harga terkini sebelum melakukan transaksi.
KOMENTAR