Harga Emas Melemah, Dampak Penguatan Dolar AS

Sifi Masdi

Monday, 15-09-2025 | 11:12 am

MDN
Ilustrasi emas batangan [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga emas dunia dibuka melemah pada perdagangan Senin (15/9/2025), tertekan aksi ambil untung serta penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Kendati demikian, pelemahan emas relatif terbatas karena investor menanti keputusan Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan memangkas suku bunga dalam pertemuan pekan ini.

 

Mengutip Reuters, harga emas spot turun 0,2% ke posisi US$ 3.633,86 per ons troi pada pukul 01.52 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS untuk kontrak Desember terkoreksi 0,4% menjadi US$ 3.671,30 per ons troi. Pekan lalu, emas sempat mencatat kenaikan 1,6% dan menyentuh rekor tertinggi di US$ 3.673,95 per ons troi pada Selasa (9/9/2025).

 

Tim Waterer, Kepala Analis Pasar KCM Trade, menjelaskan bahwa emas saat ini berada dalam kondisi overbought secara teknis, sehingga memicu aksi ambil untung di awal pekan.

“Ketahanan dolar AS juga merupakan faktor lain yang menekan harga emas,” ujarnya.

 


BACA JUGA:

IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.905

Kebijakan Menkeu Tempatkan Dana Pemerintah Rp 200 Triliun ke Bank BUMN Tuai Pro dan Kontra

Harga Emas Antam Turun Rp7.000 per Gram: Jumat (12/9/2025)


 

Indeks dolar AS tercatat menguat tipis 0,1%, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar negeri. Secara teknikal, Relative Strength Index (RSI) emas berada di level 75, menandakan kondisi overbought. Biasanya, RSI di atas 70 mengindikasikan potensi koreksi atau pullback harga.

 

Waterer menambahkan, periode konsolidasi kemungkinan menjadi skenario wajar bagi emas. Namun, jika harga turun mendekati level support di US$ 3.500, peluang pembelian akan terbuka lebar, terutama jika The Fed tetap bersikap dovish.

 

Pasar saat ini menanti keputusan penting The Fed terkait kebijakan suku bunga. Data inflasi yang dirilis pekan lalu memang sedikit di atas ekspektasi, tetapi mayoritas pelaku pasar masih memperkirakan bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

 

Pertemuan The Fed kali ini juga diselimuti dinamika politik, mulai dari sengketa hukum terkait kepemimpinan bank sentral hingga proses konfirmasi calon Presiden AS Donald Trump untuk menduduki kursi Dewan Gubernur.

 

Meski saat ini emas sedang terkoreksi, prospek jangka menengah hingga panjang tetap positif. Goldman Sachs dalam catatan risetnya menyebut target harga emas berpotensi mencapai US$ 4.000 per ons troi pada pertengahan 2026.

 

Namun demikian, lembaga keuangan global tersebut juga mengingatkan bahwa meningkatnya posisi spekulatif di pasar bisa memicu koreksi taktis dalam jangka pendek. “Peningkatan durasi spekulatif meningkatkan risiko pembalikan arah harga emas,” tulis Goldman Sachs.

 

Disclaimer:

Harga emas dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan kondisi pasar dan kebijakan perusahaan.

 

 

KOMENTAR