Harga Minyak Dunia Melemah, Dipicu Rencana OPEC Naikkan Produksi

Sifi Masdi

Tuesday, 28-10-2025 | 10:10 am

MDN
Ilustrasi kilang minyak [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

Harga minyak dunia kembali melemah seiring rencana OPEC untuk meningkatkan produksi, meski sentimen positif dari pembahasan kesepakatan dagang AS–China dan sanksi baru AS terhadap Rusia sempat menahan tekanan penurunan.

 

Mengutip Reuters pada Selasa (28/10/2025), harga minyak berjangka Brent turun 32 sen (0,5%) menjadi US$65,62 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) melemah 19 sen (0,3%) ke US$61,31 per barel. Kedua acuan sempat jatuh sekitar 1% di awal sesi perdagangan.

 

Sumber internal OPEC+ menyebutkan, delapan negara anggota kemungkinan akan menaikkan produksi secara moderat pada Desember, seiring dorongan Arab Saudi untuk merebut kembali pangsa pasar.

 

Sementara itu, pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada Kamis (30/10) diharapkan menunda tarif baru AS dan pembatasan ekspor logam tanah jarang dari China. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut kedua negara telah menyusun kerangka kesepakatan yang dapat mencegah tarif 100% atas produk China dan menunda pembatasan ekspor dari Beijing.

 


BACA JUGA:

Harga Emas Antam Turun Rp 45.000 Per Gram: Selasa (28/10/2025)

Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa (28/10/2025)

Harga Minyak Dunia Anjlok, Kelebihan Pasokan


 

“Kontrak minyak berjangka tampak mengambil jeda setelah reli tajam pekan lalu, menjelang pertemuan Trump–Xi yang diharapkan dapat menyelesaikan sebagian besar perbedaan,” ujar Dennis Kissler, VP Senior Perdagangan BOK Financial.

 

Ia menambahkan bahwa sanksi baru terhadap perusahaan minyak Rusia bisa menekan ekspor negara tersebut, yang seharusnya menjadi sentimen positif bagi harga.

 

Meski begitu, kekhawatiran terhadap permintaan global yang masih lemah membebani pasar. Chris Beauchamp, Kepala Analis Pasar IG Bank, mengatakan, “Jika konsumsi AS tidak terus pulih, pelemahan harga berpotensi berlanjut.”

 

Sepanjang tahun ini, OPEC dan sekutunya telah menyesuaikan kebijakan dengan membalikkan pemangkasan produksi sebelumnya untuk merebut pangsa pasar, sehingga kenaikan harga minyak terbatas. Menteri Perminyakan Irak Hayan Abdel-Ghani memastikan kebakaran di ladang minyak Zubair tidak memengaruhi ekspor, dan negaranya sedang menegosiasikan kuota produksi 5,5 juta barel per hari.

 

Pekan lalu, harga Brent melonjak 8,9% dan WTI naik 7,7% setelah AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Analis Rystad Energy Janiv Shah menekankan, keberhasilan minyak Rusia masuk pasar global masih tergantung seberapa ketat sanksi diterapkan.

 

Dengan kombinasi faktor peningkatan produksi OPEC, permintaan global yang belum stabil, dan ketidakpastian geopolitik, pasar minyak diprediksi bergerak fluktuatif dalam beberapa pekan mendatang.

 

 

 

KOMENTAR