Khamenei Sebut Virus COVID-19 Merupakan Senjata Biologis Untuk Serang Iran

Binsar

Saturday, 14-03-2020 | 08:28 am

MDN
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.[ist]

Teheran, Inako

Isu senjata biologis kembali mencuat di tengah hiruk pikuknya berita wabah corona yang melanda dunia saat ini.

Isu itu muncul dari banyak pihak, dan salah satunya datang dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Laporan Radio Farda, Sabtu (14/3/2020), menyebutkan bahwa dalam sebuah dekrit kepada Ketua Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Baqeri, Khamenei menduga wabah yang tersebar di negaranya saat ini sisinyalir senjata bilogis yang disebarkan dengan sengaja oleh para musuh Iran.

Dugaan itu seakan membenarkan sinyalemen sejumlah tokok Iran sebelumnya yang mengaitkan wabah COVID-19 dengan senjata biologis.

Sebelumnya, Kepala IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami dan mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad menduga wabah virus baru COVID-19 sebagai serangan biologis.

Simak Video Inakoran.com dan jangan lupa klik subscrbe and like

 

"(Pembentukan 'Markas Kesehatan dan Perawatan' oleh militer) juga dapat dianggap sebagai latihan pertahanan biologis dan menambah kedaulatan dan kekuasaan nasional kita dengan bukti yang menunjukkan kemungkinan (wabah ini) merupakan serangan biologis," kata Khamenei.

Karena itu, Khamenei dilaporkan telah menunjuk Presiden Hassan Rouhani untuk memimpin perang melawan virus corona dan menyerukan Angkatan Bersenjata negara tersebut untuk membantu mengatasi epidemi.

Mohammad Baqeri adalah Mayor Jenderal di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang ditunjuk langsung oleh Khamenei. Sebelumnya, kepala IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami, menggambarkan epidemi virus corona baru sebagai serangan biologis oleh Amerika Serikat (AS) terhadap China.

Sementara itu, dalam suratnya yang ditujukan kepada Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Khamenei mengatakan dia ingin militer untuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Iran dan membangun markas besar untuk menghadapi Covid-19.

Lebih dari 11.000 di Iran terinfeksi COVID-19 dan 514 orang telah meninggal.

Khamenei tentu mempunyai alasan tertentu dengan dugaannya itu. Namun, apakah hal itu benar atau tidak, tentu akan membutuhkan pembuktian lebih lanjut, sebab wabah COVID-19, tidak saja menyerang Iran, tetapi juga ratusan negara lain di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Data per hari ini mencatat, total korban meninggal sudah mencapai 5.000 orang di seluruh dunia.

KOMENTAR