Langkah Baru Warren Buffett: Masuk ke Perusahaan Global Berbasis AI
Jakarta, Inakoran
Warren Buffett kembali mengejutkan dunia investasi dengan langkah terbarunya. Investor legendaris yang dijuluki “Oracle of Omaha” ini selama puluhan tahun dikenal selektif dan cenderung menghindari sektor teknologi yang dianggap terlalu fluktuatif. Namun kini, melalui Berkshire Hathaway, ia mulai mengalihkan perhatiannya pada perusahaan-perusahaan global yang memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Menurut laporan New Trader U, Buffett kini memiliki eksposur signifikan pada lima perusahaan besar yang berbasis AI, baik secara langsung maupun tidak langsung. Keputusan ini menandai perubahan strategi investasi Buffett yang semakin menyadari peran AI dalam memperkuat fundamental bisnis global.
1. Apple (AAPL)
Apple adalah investasi terbesar Berkshire Hathaway saat ini. Meski dikenal sebagai perusahaan elektronik konsumen, Apple semakin mengandalkan AI untuk meningkatkan produknya.
- Siri: Asisten virtual Apple terus diperbarui dengan teknologi AI agar lebih responsif dan relevan.
- Fotografi Komputasional: Kamera iPhone mampu menyesuaikan pencahayaan, fokus, hingga detail secara otomatis berkat algoritma AI.
- Teks Prediktif: AI mempercepat proses pengetikan dengan prediksi kata yang lebih akurat.
Investasi Buffett di Apple mencerminkan keyakinannya terhadap kombinasi kekuatan merek, loyalitas pelanggan, dan integrasi teknologi canggih.
2. Amazon (AMZN)
Amazon, meski tidak menjadi kepemilikan terbesar, tetap berada di radar Buffett. Raksasa e-commerce ini adalah salah satu pemain utama dalam teknologi AI melalui Amazon Web Services (AWS).
- AWS: Menjadi tulang punggung bagi banyak perusahaan AI yang membutuhkan daya komputasi besar.
- Alexa: Asisten pintar yang terus belajar dari interaksi pengguna.
- Algoritma Rekomendasi: Menganalisis perilaku miliaran pengguna untuk menghadirkan rekomendasi produk personal.
3. Visa (V)
Sebagai perusahaan pembayaran global, Visa sangat mengandalkan AI untuk keamanan transaksi. Setiap hari miliaran transaksi diproses, dan sistem AI mereka menganalisis pola secara real-time untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan. Dengan AI, Visa mampu memblokir potensi penipuan sebelum merugikan konsumen maupun bank.
BACA JUGA:
IHSG Dibuka Menguat 0,72% ke Level 7.923
Harga Emas Antam Stagnan di Rp2,06 Juta per Gram: Senin (8/9/2025)
4. Mastercard (MA)
Mirip dengan Visa, Mastercard menjadikan AI sebagai fondasi operasionalnya. Algoritma mereka memantau transaksi di seluruh dunia untuk mencari anomali dan mencegah penipuan. Buffett melihat perusahaan ini memiliki “economic moat” yang kuat, diperkuat oleh teknologi AI dalam menjaga efisiensi dan keamanan.
5. American Express (AXP)
American Express juga memanfaatkan AI di berbagai lini:
- Pencegahan Penipuan: AI menganalisis transaksi secara real-time.
- Layanan Pelanggan: Chatbot AI menangani pertanyaan rutin, membebaskan agen untuk masalah kompleks.
- Program Hadiah Personalisasi: AI menyesuaikan rekomendasi hadiah berdasarkan Langkah Buffett masuk ke perusahaan berbasis AI menegaskan bahwa teknologi kini bukan lagi sekadar tren, tetapi fondasi bagi efisiensi, keamanan, dan pertumbuhan jangka panjang. Meski tetap selektif, Buffett menunjukkan keterbukaan terhadap transformasi teknologi global.
Bagi investor, strategi ini bisa menjadi sinyal bahwa AI bukan hanya domain perusahaan rintisan, melainkan sudah menjadi bagian inti dari bisnis mapan dengan fundamental kuat. Dengan demikian, investasi pada perusahaan global berbasis AI bisa menjadi salah satu strategi diversifikasi yang menjanjikan ke depan.







KOMENTAR