Lansia RI Andalkan Hidup Transferan Anak, Baik Atau Tidak?

Hila Bame

Monday, 06-05-2024 | 10:51 am

MDN
Ilustrasi

 

JAKARTA, INAKORAN

Generasi sandwich atau sandwich generation adalah kondisi dimana orang tersebut dibebani untuk membiayai tiga generasi sekaligus, yaitu generasi diatasnya, generasinya sendiri, dan generasi dibawahnya.

Seperti diketahui sandwich itu terdiri dari roti, daging dan sayuran kemudian roti lagi. Generasi sandwich digambarkan seperti daging yang berada ditengah-tengahnya.

Menganalogikan roti yang diatas adalah tanggung jawab kepada generasi yang diatas, bisa orang tua, keluarga dan sebagainya. Sementara roti yang dibawahnya menganalogikan tanggung jawab kepada anak, adik dan sebagainya.

Jadi generasi sandwich berada ditengah-tengah atau dianalogikan sebagai daging. Terbayang beratnya menanggung beban dari atas dan dari bawah?

Dengan demikian, orang-orang yang termasuk dalam generasi sandwich maksudnya yaitu generasi yang tidak hanya mengurus dirinya sendiri dan pasangannya.

 Laporan terbaru dari Asian Development Bank (ADB) bertajuk Aging Well in Asia, dirilis pada Mei 2024 menyebutkan bahwa para warga lansia di Asia, hidup dengan mengandalkan transfer uang dari keluarga terutama dari sang anak.

Angka ketergantungan hidup lansia terhadap anaknya sendiri yang terbesar ada di Laos dengan nilai 71,8%, diikuti Kamboja di angka 61,5%. Sementara untuk Indonesia sendiri nilainya mencapai 50%.

Kabarnya, hal itu merupakan bagian dari kebudayaan setempat dimana saat kecil sang anak dibiayai orangtua, dan saat mereka beranjak dewasa mereka berganti peran dengan orangtuanya.

Apakah di masa depan Anda akan melakukan hal serupa pada sang anak?

Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka anak Anda akan menjadi generasi sandwich yang menanggung beban finansial yang cukup berat. Merdeka finansial pun menjadi hal yang sulit mereka gapai di tengah gempuran inflasi.

Namun apabila Anda berniat memutus rantai generasi sandwich, siapkanlah dana pensiun sedini mungkin dengan mengikuti beberapa langkah investasi bukan menabung di Bank.

Mengapa Menabung di Bank?

Menabung akan membayar bunga administrasi setiap bulan,  bandingkan jika uang anda buka usaha kecil dengan keuntungan 10 hingga 15 persen perbulan nya.

Beberapa instrumen investasi bisa anda pilih antara lain:

Menjadi anggota Koperasi:

1.Menabung setiap bulan dengan angka kecil akhir tahun akan mendapat SHU; (sisa hasil usaha)

2. Beli Obligasi dengan jangka tertentu dan imbal hasil di atas bunga bank maupun bungan deposito. Saat ini berkisar pada 6.4 persen bandingakan bungan deposito 2,25 pertahun.

3. Danareksa: Imbal Hasil 4 persen pertahun

Tiga jenis instrumen di atas dipilih jika seseorang memiliki profil risk moderat.

Adakah imbal hasil di atas 15 persen per tahun?

Jawabannya ada. Instrumen beli - jual saham dipilih jika seseorang memiliki profil risk agresif. 

Contoh:

Beli saham air minum dalam kemasan (AMDK)  CLEO.

Harga saham CLEO, Pada 2 Januari 2024 Rp. 700.

Harga saham CLEO 6 Mei 2024 Rp. 1.235

Capital Gain atau selisih harga beli dan harga pada 6 Mei = Rp. 535

Jika beli 1 juta lembar maka CG atau Capital Gain= 1.000.000 x Rp. 535 = 535.000.000.

Pilih instrumen investasi sesuai profil risk masing-masing. 

Pengamalaman empiris tanpa teori adalah buta, teori tanpa perbuatan hanyalah permainan intelektual semata-mata, seru filsuf Jerman Immanuel Kant. Demikian falsafah investasi. Disc On.

 

 

 

 

 

 

 

 

TAG#tabungan, #saham, #CLEO

184878507

KOMENTAR