Lusyani Suwandi Politisi Partai Nasdem: Apresiasi Investasi US$ 1.01 Miliar RI Di AS

Hila Bame

Thursday, 02-08-2018 | 23:16 pm

MDN
Lusyani Suwandi [inakoran.com]

Jakarta, Inako

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) berupaya merajut kembali hubungan dagang dengan Amerika Serikat, ditengah gelombang seteru Amerika Serikat dengan China yang saling amuk lewat perang tarif. 

Menteri Enggar, berharap Amerika mempertahankan fasilitas generalized system of preferences (GSP) untuk negara berkembang termasuk Indonesia agar produk asal negeri ini bisa masuk kembali Amerika Serikat selepas akhir masa berlaku pada 31 Desember 2017.

Indonesia, sambung Enggar masih membutuhkan GSP untuk daya saing produk di pasar AS. Apalagi, tahun lalu produk RI yang menggunakan GSP hanya bernilai US$1,95 miliar, jauh di bawah negara-negara penerima lain seperti India (US$5,6 miliar), Thailand (US$4,2 miliar), dan Brasil (US$2,5 miliar.

Pemberlakuan GSP sedang dalam pertimbangan Amerika saat ini, dalam upaya itu Indonesia harus belanja dulu beberapa produk pertanian Amerika semisal anggur, jeruk dan buah apel senilai US$1.01 Miliar yang oleh banyak kalangan dalam negeri dimaknai sebagai pentung terselubung negeri Donal Trump.

Namun demikian, Lusyani Suwandi dari partai Nasdem, kepada inakoran.com, Kamis, (2/8/2018), justru mendukung upaya Kemendag dalam rangka memperbaharui akad yang pernah dibuat dan, negeri ini sudah pula menikmati manisnya fasilitas GSP. Menurut Lusy, belanja senilai US$1.01 Miliar diasumsi investasi dan bagian dari diplomasi dagang dari kedua negara. 

 

Lusyani Suwandi [inakoran.com]

 

“Yang dilakukan Mendag adalah sebuah prestasi yang harus kita apresiasi. Seperti kita ketahui Presiden Trump membuat banyak kebijakan untuk memproteksi perdagangan dalam negerinya dan, Indonesia menikmati fasilitas GSP (generalized system of preferences)atau pengurangan beacukai dan pajak impor”. 

“Jika kemudian AS, sambung Lusy meminta kita beli produk pertaniannya dengan nilai US$1,01 Miliar, adalah cukup wajar, karena jumlah ekspor Indonesia ke Amerika Serikat cukup besar US$1,95 miliar melalui fasilitas GSP, berbanding nilai barang yang kita beli dari Amerika Serikat”. 

Secara total, nilai jual produk selain yang terkaver GSP ke Amerika Serikat dari catatan Inakoran.com bersumber Kemendag, total perdagangan RI-AS pada 2017 mencapai US$25,91 miliar. Dari angka tersebut, ekspor Indonesia mencapai US$17,79 miliar dan impornya US$8,12 miliar.

“Azas perdagangan setiap negara adalah harus sama-sama menikmati untung, demikian juga hubungan dagang Indonesia-Amerika. Terlebih lagi, potensi pasar yang dimiliki Amerika usai bentrokan dengan China” pungkas Lusy, calon anggota DPRI dengan nomor urut 3 dari provinsi Bangka Belitung itu.  

Memang tidak mudah mengisi pasar Amerika hal ini terkait elastis produk asal Indonesia yang sejak puluhan tahun andalan ekpor Indonesia berbasis Raw Material (bahan mentah) meski diakhir pemerintahan Soesilo B. Yudhoyono telah keluar regulasi untuk hasil tambang tidak lagi ekspor bahan mentah.

TAG#Lusyani Suwandi, #Nasdem, #GSP

185178867

KOMENTAR