Mahasiswa Untar Dididik Jadi Entrepreneur
Jakarta, Inako
Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Tarumanagara (Untar), Dr. Sawidji Widoatmodjo, MM, MBA, mengatakan bahwa salah satu alasan mahasiswa Program S1 Manajemen, FE Untar, menggelar pameran Entrepreneur Week 11 karena trend dunia mengarah kepada Entrepreneur. Semua negara, termasuk Indonesia, mendorong pendidikan ke arah entrepreneurship.
[caption id="attachment_29575" align="alignright" width="515"] Salah satu stand dengan nama “Jagu” menjual produk makanan yang terbuat dari jagung muda dalam pameran Entrepreneur Week 11, di Mal Baywalk, Pluit Jakarta Utara, Minggu (20/5) [inakoran.com/sifi masdi][/caption]Menurut Sawidji, kesadaraan tentang pentingnya pendidikan entrepreneurship karena krisis ekonomi dunia pada tahun 2008. Krisis tersebut terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia, tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan.
“Krisis itu melahirkan inisiatif agar masyarakat tidak selalu bergantung pada negara. Jalan keluarnya adalah mendorong masyarakat untuk menjadi pengusaha atau membuka usaha sendiri,” ujar Sawidji kepada Inakoran.com di Mal Baywalk, Pluit, Jakarta Utara, Jumat (18/5).
Sawidji menambahkan, Fakultas Ekonomi Untar menangkap peluang itu. Bahkan Untar sendiri mewajibkan dosen dan pembimbing, menyiapkan para calon sarjana atau alumni menjadi entrepreneur dan kegiatan ini sudah berkembang baik dibandingkan dari tahun sebelumnya, termasuk desain pameran per stand dan produk yang dijual semakin variatif.
[caption id="attachment_29576" align="alignleft" width="502"] Salah satu stand yang memamerkan produk makanan yang terbuat dari telur di Mal Baywalk, Pluit Jakarta Utara, Minggu (20/5) [inakoran.com/sifi masdi][/caption]Lewat kegiatan ini para mahasiswa dididik tidak sekedar menjadi entrepreneur bahkan mereka diasah menjadi entrepreneur yang inovatif dan kreatif.
Tingkat inovasi tersebut, sekurang-kurangnya semakin terlihat dari tema yang diusung dalam pameran, yakni “Developing Local Genius Through Entrepreneurship”, tentang pentingnya penciptaan produk yang berasal dari bahan baku lokal.
“Saya kira ini sebuah terobosan yang bagus atau inovatif, dalam rangka mengurangi produk-produk impor. Pemikiran seperti inilah yang akan dinilai. Tapi apakah nanti para peserta yang terlibat dalam pameran ini, akan meneruskan kegiatan ini setelah pulang dari sini, semuanya tergantung pada para peserta sendiri. Namun, saya melihat ada perkembangan positif dari calon sarjana tidak saja pandai dalam berbisnis, bahkan mereka menjadi manusia cerdas,” tuturnya.
Terkait lokasi kegiatan yang dilakukan di mal, mantan wartawan ini menjelaskan bahwa dasar pertimbangannya adalah hasil inovasi dari mahasiswa tersebar ke masyarakat. Dengan demikian masyarakat mengetahui bahwa ada Perguruan Tinggi yang berpikir inovatif.
“Lewat kegiatan ini kami berusaha mengedukasi masyarakat bahwa produk-produk terbaik mampu diciptakan oleh para mahasiswa kami. Karena itu, kita keluar dari kampus. Kita ingin menginformasikan kepada masyarakat bahwa kampus ini sanggup membuat inovasi-inovasi yang bisa ditawarkan kepada masyarakat. Dan yang jauh lebih penting dari itu semua, masyarakat tahu bahwa para mahasiwa yang dididik di Untar diarahkan menjadi entrepreneur ,” tuturnya.
Baca juga:
Dekan FE Untar: Kita Tidak Boleh Minder Gunakan Produk Lokal
Pekan Wirausaha Untar & Tantangan Industri 4.0
Pekan Kewirausahaan Ke-11 Untar Resmi Dibuka
KOMENTAR