Melemah Pasar Properti Kelas Atas, Segmen Menengah Bertunas

Hila Bame

Saturday, 10-11-2018 | 12:01 pm

MDN
Ilustrasi (ist)

"Pasar properti  saat ini berjalan keong, paling berdampak pada hunian kelas atas, namun pengembang besar sudah memiliki target penjualan, sehingga mereka harus mencari peluang-peluang lain supaya bisa berjualan dalam kondisi seperti ini" 

Jakarta, Inako

Pasar properti untuk hunian saat ini didominasi oleh hunian dengan harga lima ratusan juta rupiah. Hal ini mendai sebaran demografi yang dimiliki negeri ini, paling banyak jumlahnya dari pada jumlah manusia tergolong kaya.  

Jika sebelumnya para  pengembang menggarap segmen menengah atas,  dan kini mulai menyasar segmen yang lebih rendah, dinilai konsultan sebagai strategi peningkatan penjualan. 

Orang kaya, sedikit pertambahan jumlahnya setiap tahun, sementara orang sedang-sedang tiada kira pertambahannya, namun akses menjadi orang kaya sukarnya tiada terbilang, OTT KPK bisa jadi fakta betapa rumitnya menjadi orang berpunya.  

Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara menilai dengan beralihnya sasaran segmen pasar pengembang merupakan strategi mereka dalam meningkatkan penjualan.

Namun, lokasi hunian segmen menengah itu akan berbeda dengan yang biasa digarap, dan biasanya berada di luar Jakarta karena harga lahan yang masih murah. "Untuk area Jakarta, hunian yang dijual pasti di atas Rp1 miliar, jadi pengembang mencari lahan yang lebih murah di luar Jakarta."

Dia menambahkan dengan pasar yang sangat beragam, yang paling banyak terserap adalah hunian dengan harga sekitar Rp500 juta yang merupakan potensi terbesar pasar.

Dani juga menilai strategi keberlanjutan membangun hunian segmen menengah oleh pengembang premium akan melihat lokasi bank tanah yang masih dimiliki dan tinggi atau rendahnya permintaan pasar.

Director, Head of Research and Consultancy Savills Anton Sitorus mengatakan beralihnya pengembang yang sebelumnya membangun hunian premium menjadi hunian segmen menengah adalah wajar.

"Hal tersebut biasa bagi pengembang bermain di segmen yang berbeda dari biasanya, karena saat ini juga daya beli sedang melemah dan niat investasi sedang berkurang ," kata Anton.

Dia menilai dengan kondisi properti seperti saat ini, penjualan untuk segmen menengah ke atas sedikit sulit. Oleh karena itu, banyak pengembang bermain di harga yang lebih murah dan pasar kelas menengah juga lebih besar.

Selain itu, lanjut dia, dengan mengembangkan hunian segmen menengah, pengembang tetap bisa menjaga cashflow agar tetap bisa berjalan. "Jika tetap bermain di kelas atas, sedangkan penjualan susah, cashflownya pasti tidak mencukupi, jadi sebagian beralih ke yang lebih murah," papar Anton.

Ya sahabat inakoran.com dimanakah  posisimu saat ini?

 

TAG#Kementerian PUPR

188707258

KOMENTAR