Menguak Makna di Balik Upacara Potong Jari Masyarakat Suku Dani

Binsar

Tuesday, 29-03-2022 | 10:21 am

MDN
Wanita Suku Dani yang telah mengikuti upacara Iki Palek atau potong jari [ist]

 

 

Jakarta, Inako

Salah satu tradisi yang melekat dengan Suku Dani, Papua, adalah potong jari. Dalam bahasan setempat, upacara ini disebut Iki Palek. Upacara ini, biasa dilakukan oleh Suku Dani di Lembah Baliem.

Tradisi ini terlihat mengerikan bagi orang modern, tetapi tidak demikian bagi Suku Dani. Walau terkesan mengerikan, Iki Palek ternyata mengandung makna yang sangat mendalam, yakni ungkapan kesetiaan dan rasa kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang telah meninggal.

Jari yang dipotong menandakan jumlah anggota keluarga yang meninggal. Diketahui bahwa sebagaian besar yang melakukan tradisi tersebut adalah wanita, tetapi pria juga melakukan untuk menunjukkan rasa kesedihan. Pria menunjukkannya dengan memotong kulit telinga.

Dalam kepercayaan Suku Dani, jari diangggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan. Jari juga menjadi lambang hidup bersama satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, bahasa, sejarah, dan satu asal atau biasa disebut dengan “wene opakima dapulik welaikarek mekehasik”.

Bentuk dan panjang jari memiliki kesatuan dan kekuatan untuk meringankan beban semua pekerjaan. Jari-jari akan bekerja sama, sehingga tangan akan berfungsi. Namun jika salah satu jari hilang akan mengurangi kebersamaan dan kekuatan.

 

 

Prosesi yang dijalankan pun cukup mengerikan. Para wanita akan memotong jari mereka dengan menggigit sampai jari putus. Terkadang dilakukan dengan kapak atau pisau.

Untuk mengurangi darah yang keluar, jari akan dililit dengan benang. Mereka mengikat jari dengan benang sampai aliran darah berhenti dan jari menjadi mati rasa kemudian baru dipotong.

Kemudian bagi laki-laki, mereka memotong daun telinga menggunakan bilah bambu yang tajam. Tradisi memotong daun telinga disebut dengan tradisi Nasu Palek.

Apabila tidak bisa melakukannya sendiri makan akan dibantu oleh kerabat dan tidak ada upacara khusus. Harapan dengan memotong jari tersebut juga agar mereka bisa melupakan kesedihan dengan segera.

Dewasa ini, prosesi Iki Palek dan Nasu Palek sudah jarang dilakukan oleh Suku Dani walaupun masih lestari. Orang-orang akan menanggap babwa tradisi tersebut sangatlah mengerikan tapi Indonesia memiliki berbagai kebudayaan unik dan harus dihormati.

 

 

Suku Dani mendiami Lembah Baliem di ketinggian sekitar 1.600 mdpl, dan terletak pada zona stratigrafi gugusan pegunungan tengah Irian Jaya, sebagai hasil dari fenomena proses geologi.

Penduduknya berprofesi sebagai petani dan diketahui telah memiliki teknologi penggunaan kapak batu, pisau tulang belulang, bamboo, dan tombak saat Suku Dani ditemukan.

Keberadaan Suku Dani diketahui dari berbagai penelitian yang dilakukan sekitar tahun 1900-1940. Barulah pada tahun 1983 seorang bernama Richard Archbold pemimpin sebuah ekspedisi, bersentuhan langsung dengan Suku Dani.

KOMENTAR