Nilai Ekonomis Koridor Timur Jakarta Sangat Tinggi, 6 Pengembang Sepakat Bikin Komite
Jakarta, Inako
Kawasan Timur Jakarta dinilai memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena selain menjadi pusat industri, hunian, tapi pusat pembangunan infrastruktur berskala besar. Oleh karena itu enam pengembang kelas kakap yang mengerjakan sejumlah mega proyek di Timur Jakart sepakat membentuk Komite Koridor Timur Jakarta.
Keenam pengembang itu adalah PT Summarecon Agung Tbk, PT Jababeka Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk, PT Sirius Surya Sentosa, PT Pollux Properti Indonesia Tbk, serta PT PP Properti Tbk. Para pengembang tersebut sepakat bersinergi untuk menyampaikan berbagai kelebihan atau nilai plus di koridor yang meliputi Bekasi, Cikarang, dan Karawang itu.
Mereka menyatakan bahwa lebih dari 60 persen aktivitas perekonomian nasional disumbangkan oleh Koridor Timur Jakarta yang 70 persennya berpusat di Bekasi dan Cikarang.
Saat ini koridor tersebut menjadi jantung penting bagi perekonomian Indonesia yang pada 2018 lalu mencapai Rp14,8 triliun berdasarkan data Produk Domestik Bruto (PDB) dan tumbuh 5,17 persen lebih tinggi dari capaian 2017.
Berbagai pengembang properti juga menyumbang banyak pemenuhan kebutuhan di pasar di koridor tersebut. Summarecon Bekasi tercatat seluas 240 hektar, Pollux Properti Indonesia seluas 45 hektar, PP Properti seluas 28 hektar, Vasanta Innopark seluas 100 hektar, Lippo Cikarang seluas 3400 hektar, serta Jababeka seluas 5600 hektar.
Direktur PT Jababeka Tbk, Sutedja S. Darmono, mengatakan pembentukan komite itu berawal dari tukar pikiran antara sesama pengembang di wilayah timur Jakarta, terutama permasalahan yang sama mengenai image kawasan koridor timur Jakarta, yakni kemacetan dan kawasan industri. Padahal, menurut Sutedja, image itu tidak tepat.
"Sebab, macet itu kan lebih dikarenakan adanya pembangunan infrastruktur dan ke depannya kemacetan itu akan berakhir seiring selesainya pembangunan infratruktur itu sendiri. Di awal 2020 nanti koridor ini diprediksi akan lancar seiring beroperasinya sejumlah infrastruktur transportasi di kawasan ini yang diprediksi efektif untuk mengurangi kemacetan hingga 40 persen," ujar Sutedja kepawa wartawan, Selasa (1/10/2019).
Seperti diketahui bahwa saat ini ada 10 infrastruktur baru yang akan dibangun di koridor timur, yaitu Elevated Toll Road, kereta api double double track, LRT, MRT, kereta cepat Jakarta-Bandung, Cikampek Layang, JORR 2, Jalur Cikampek Selatan, Kereta cepat Jakarta - Surabaya, Pelabuhan Patimban serta Bandara Kertajadi.
"Semua infrastruktur itu sudah cukup lengkap dan tidak ada di wilayah barat Jakarta. Untuk itu, ke depannya komite ini akan bekerjasama untuk membangun bersama. Misalnya, melakukan pemasaran atau kampanye bersama untuk mendobrak image negatif yang selama ini telah berkembang di masyarakat, yaitu kemacetan dan kawasan industri,” tambah Sutedja.
Saat ini, dengan luas mencapai 10.000 hektar, kawasan Koridor Timur Jakarta tumbuh menjadi aset properti yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, pusat industri, dan pusat lapangan pekerjaan. Kawasan industri ini mampu menyerap jutaan tenaga kerja.
TAG#Properti, #Developer, #Koridor Timur Jakarta
188706397
KOMENTAR