Nilai Visi dan Misi Setiap Paslon Bagus, Mahfud MD: Tetapi Apakah Sesuai dengan Rekam Jejaknya?

Saverianus S. Suhardi

Monday, 15-01-2024 | 11:17 am

MDN
Mahfud MD berdialog dengan diaspora di Amerika Serikat [Foto: Tangkapan Layar]

 

Jakarta, Inakoran.com

Calon wakil presiden nomor urut tiga Mahfud MD menyebut visi dan misi yang ditawarkan oleh setiap pasangan calon di pemilihan presiden 2024 mendatang pada dasarnya baik. Apalagi visi dan misi tesebut disusun oleh tim pakar.

“Paslon nomor satu, dua, dan tiga, kalau dibaca visi dan misinya itu, sama bagusnya, sama luar biasanya, sama kualitasnya, karena itu disusun oleh tim pakar yang luar biasa,” ujar Mahfud saat berdialog secara online dengan diaspora di Amerika Serikat pada Senin (15/01/2024).

Namun, Mahfud mengingatkan visi dan misi yang diusung oleh setiap paslon mesti dikonfirmasi oleh rekam jejaknya.

“Tetapi saya hanya katakan gini, apakah visi misi yang ditulis bisa dikonfirmasi oleh rekam jejak? Masyarakat harus menilai rekam jejak atau track record,” kata mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu.

BACA JUGA: Yenny Wahid Sebut Mahfud MD Pendekar Anti Korupsi

Kalau seseorang berjanji akan menegakkan hukum, kata Mahfud, maka rekam jejaknya mesti diperhatikan. Begitu pula ketika dia berjanji akan melindungi hak asasi manusia.

Jangan sampai visi dan misinya menjanjikan demikian, tetapi rekam jejaknya malah menunjukkan hal yang sebaliknya. Dia pernah melanggar hukum dan hak asasi manusia.

“Kalau orang menyatakan saya besok kalau jadi presiden atau wakil presiden akan menegakkan hukum misalnya, nanti dilihat aja rekam jejaknya, apakah orang-orang yang seperti ini memang punya rekam jejak tidak melanggar hukum,” terang Mahfud.

“Saya akan melindungi hak asasi manusia, apakah rekam jejaknya memang bersih dari pelanggaran HAM?“ tambah Mahfud.

BACA JUGA: Pakar Komukasi: Posisi Ganjar-Mahfud Jelang Pilpres 2024 Menguntungkan Karena Tidak Naif

Menurut mantan anggota DPR RI itu, visi dan misi berisikan hal-hal ideal yang ingin dicapai oleh setiap paslon. Namun, selain tidak sesuai dengan rekam jejak, visi dan misi terkadang tidak dipahami oleh paslon sendiri.

“Saya akan hidup sederhana seperti kebanyakan rakyat Indonesia. Tetapi Kalau misalnya bajunya saja harganya 17 juta, arlojinya 60 juta, sepatunya 80 juta, dan sebagainya. Semua catatan harus dikonfirmasikan terhadap visi-misi, karena visi-misi itu selalu mencari yang ideal-ideal, yang kadang kala yang bersangkutan sendiri yang dibebani visi misi itu, tidak memahami bahkan mungkin tidak ikut mendiskusikan,” jelas Mahfud.

Mahfud pun menegaskan kalau memang rekam jejaknya dinilai buruk, rakyat berhak untuk tidak memilih. Karena menurut dia, pilpres bukan sekadar tentang memilih pemimpin, melainkan momen untuk menentukan masa depan bangsa.

“Nggak ada yang lebih baik atau lebih buruk dari sisi visi dan misi. Tetapi lihat saja track recordnya. Kalau memang track record kami nggak lebih baik, ndak usah dipilih. Buruk itu kalau orang memilih,  karena sudah jelas track recordnya jelek masih milih saya misalnya. Itu jangan dong.  Negara ini menjadi taruhannya.”

 

KOMENTAR