Pasar Uang Bergejolak, Bursa Dow Jones Anjlok
Jakarta, Inako
Penyebaran virus corona (Covid-19) dengan begitu cepat dan masif ke berbagai belahan dunia meningkatkan kekhawatiran investor global. Hal ini mengakibatkan terjadi aksi jual besar-besar di bursa saham Amerika Serikat, Rabu (18/3/2020) atau Kamis dini hari (WIB).
Kepanikan itu tercermin dari data Bloomberg yang melaporkan indeks S&P 500 ditutup anjlok 5,18 persen ke level 2.398,10, Dow Jones Industrial Average tersungkur 6,3 persen menjadi 19.898,92, dan Nasdaq berakhir turun tajam 4,70 persen ke level 6.989,84.
Pasar keuangan bergejolak karena kekhawatiran bahwa kejatuhan ekonomi akibat pandemi corona akan melampaui respons besar-besaran oleh pemerintah dan bank-bank sentral di seluruh dunia.
Dow Jones bahkan sempat menghapus semua kenaikan yang dibukukan sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat dengan turun lebih dari 7 persen sebelum mampu sedikit bertenaga pada akhir perdagangan dan ditutup di level terendahnya sejak Februari 2017.
Simak video Inatv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia maju.
Obligasi pun bertumbangan di penjuru dunia, sehari setelah obligasi Treasury mencatat lonjakan yield terbesar sejak 1982, dan obligasi daerah (municipal bond) memperpanjang penurunan terdalam sejak 1987.
Para investor tampak menginginkan lebih banyak pengeluaran yang dilancarkan pemerintah untuk mengimbangi dampak dari virus mematikan tersebut.
Dalam suatu konferensi pers, Trump menyampaikan beberapa perincian tentang hal-hal spesifik yang sedang dibahas oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin dengan Kongres AS.
Pemerintah AS berencana akan meluncurkan stimulus sebesar US$1,2 triliun, dengan tujuan untuk mencegah dampak terburuk dari krisis yang tampaknya akan menjerumuskan banyak negara di dunia ke dalam resesi.
Sementara itu, bank sentral AS Federal Reserve memperkenalkan kembali perangkat tambahan selama masa krisis untuk menstabilkan pasar keuangan. Respons ini dilakukan setelah tekanan muncul di pasar pendanaan jangka pendek.
KOMENTAR