Patrick Walujo Bakal Tergusur di Tengah Isu Merger GOTO-Grab
Jakarta, Inakoran
Posisi Direktur Utama GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Patrick Walujo disebut-sebut bisa tergusur, di tengah isu merger dua raksasa ride-hailing Asia Tenggara, GOTO dan Grab.
Kabar merger mulai mencuat setelah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyatakan adanya pembahasan terkait penggabungan dua perusahaan tersebut dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online. Pemerintah menilai kolaborasi kedua entitas besar ini dapat menghadirkan efisiensi operasional sekaligus memperkuat ekosistem transportasi daring nasional.
Pemerintah juga tengah mencari formula kebijakan yang adil, terutama terkait keseimbangan antara kepentingan aplikator dan mitra pengemudi, termasuk soal tarif dan keberlanjutan operasional.
Danantara ikut berperan
Di balik isu merger, terselip peran Danantara, yang memiliki hubungan tidak langsung dengan GOTO melalui investasi Telkom Indonesia (TLKM). Melalui Telkomsel, TLKM telah menanamkan modal sebesar US$450 juta (setara Rp7,52 triliun) ke GOTO pada periode 2020–2021.
Namun, penurunan harga saham GOTO membuat TLKM menanggung kerugian belum terealisasi hingga Rp380 miliar per 30 September 2025. Karena itu, banyak pihak menilai bahwa merger GOTO–Grab bisa menjadi exit strategy bagi TLKM untuk melepas investasinya.
Skema yang dibahas salah satunya adalah buyout saham GOTO milik TLKM oleh pemegang saham awal GOTO dengan nilai mendekati harga investasi awal. Transaksi ini disebut akan dilakukan melalui special purpose vehicle (SPV) berbasis Singapura agar tidak melanggar regulasi pasar modal Indonesia.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan di Akhir Pekan
Bos Danantara Ingatkan Aspek B2B Terkait Isu Merger GOTO–Grab
Emas Antam Naik Tipis, Rp2.000 Per Gram: Jumat (14/11/2025)
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyebut keputusan merger sepenuhnya berada di tangan kedua perusahaan. Namun, Danantara siap mendukung selama langkah tersebut menguntungkan secara komersial.
GOTO bantah isu merger
Meski rumor semakin kuat, GOTO membantah adanya kesepakatan merger dengan Grab. Dalam keterbukaan informasi di BEI (11/11), manajemen menegaskan bahwa spekulasi tersebut tidak berdasar dan belum menghasilkan keputusan apa pun.
Namun, GOTO memastikan akan mendukung upaya pemerintah memperkuat ekosistem digital nasional. Perusahaan juga tengah fokus mengeksekusi strategi jangka panjang guna meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
Menariknya, di tengah bantahan tersebut, GOTO justru menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (17/11), yang semakin memantik spekulasi mengenai adanya agenda strategis yang sedang digodok.
Patrick Walujo Berpotensi Diganti?
Isu pergantian CEO mencuat setelah Bloomberg melaporkan bahwa investor besar seperti SoftBank, Provident, dan Peak XV menekan dewan direksi GOTO untuk mengganti Patrick Walujo. Mereka menilai harga saham GOTO turun lebih dari 40% sejak ia menduduki jabatan CEO.
Patrick juga dikabarkan menolak rencana akuisisi GOTO oleh Grab, sehingga memicu ketegangan dengan investor yang menginginkan percepatan proses merger atau akuisisi. Sejumlah pemegang saham bahkan disebut telah menandatangani memo resmi untuk mendesak RUPSLB dan melakukan evaluasi terhadap kepemimpinan Patrick.
Jika merger terjadi, industri ride-hailing Indonesia bisa mengalami perubahan signifikan. Penggabungan kekuatan dua teknologi besar berpotensi menciptakan efisiensi, tetapi juga membawa kekhawatiran terkait kompetisi dan keberlanjutan bagi mitra pengemudi.
Di sisi pasar modal, isu merger seperti ini sering memicu volatilitas harga saham. Namun investor sebaiknya tidak mengambil keputusan hanya berdasarkan rumor korporasi, melainkan dengan mempertimbangkan fundamental perusahaan dan arah bisnis jangka panjang.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.







KOMENTAR