Bos Danantara Ingatkan Aspek B2B Terkait Isu Merger GOTO–Grab
Jakarta, Inakoran
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akhirnya buka suara mengenai isu rencana merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab, yang disebut-sebut melibatkan lembaga investasi negara tersebut.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menekankan bahwa setiap aksi korporasi, termasuk potensi merger, harus berlandaskan pada perhitungan bisnis yang matang atau prinsip business-to-business (B2B).
“Yang paling penting unsur B2B-nya, mereka harus mengikuti prinsip B2B,” ujar Pandu di Jakarta, Selasa (11/11).
Pandu menegaskan, Danantara akan menyerahkan sepenuhnya rencana aksi tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurutnya, pemerintah memang telah memberikan sejumlah masukan, namun keputusan akhir tetap harus mempertimbangkan kelayakan bisnis.
“Kan pemerintah juga sudah memberi masukan, dan kita pasti mengikuti. Tapi yang utama, dari sisi commercial return juga harus ada, dan itu yang harus kita jaga,” tegasnya.
BACA JUGA:
Rekomendasi Saham Pilihan: Rabu (12/11/2025)
Harga Emas Dunia Menguat Tipis: Rabu (12/11/2025)
Warren Buffet, Bantu Orang Lain Lebih Bernilai dari Kekuasaan
Ia menambahkan, Danantara mendukung upaya konsolidasi di sektor digital selama hal tersebut memberikan manfaat komersial yang jelas dan berkontribusi pada penguatan ekosistem ekonomi digital Indonesia.
Lebih lanjut, Pandu mengingatkan bahwa baik GOTO maupun Grab merupakan perusahaan publik, sehingga setiap langkah menuju aksi korporasi perlu dilakukan dengan hati-hati dan sesuai ketentuan pasar modal.
“Kita tentu mendengarkan masukan pemerintah, itu sangat baik. Tapi jangan lupa, keduanya ini perusahaan Tbk, jadi kita harus hati-hati dalam setiap pembicaraan,” ujarnya menegaskan.
Sementara itu, manajemen GOTO menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Desember 2025. Namun, perseroan memastikan agenda tersebut tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun, termasuk isu merger dengan Grab.
Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GOTO, R.A. Koesoemohadiani, menyampaikan bahwa pelaksanaan RUPSLB merupakan bagian dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
“Agenda RUPSLB ini tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun. Informasi lebih lanjut akan disampaikan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (10/11).
Koesoemohadiani menegaskan, Direksi dan manajemen GOTO tetap berkomitmen untuk bertindak profesional dan menjaga kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
“Hingga saat ini belum ada keputusan ataupun kesepakatan terkait potensi transaksi antara GOTO dan Grab. Setiap langkah yang diambil GOTO akan selalu mematuhi peraturan bagi perusahaan publik serta memprioritaskan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” katanya.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.







KOMENTAR