Peluang Paket DMS - Taufik Hidayat

Hila Bame

Thursday, 23-07-2020 | 21:00 pm

MDN


Oleh.  : Adlan Daie

Analis politik elektoral Indramayu

Jakarta, Inako

Secara update  pilkada Indramayu 2020 kemungkinan diikuti empat pasangan calon. Pasangan Toto.- Deis dari jalur independen, pasangan Ratna - Moh. Solihin dari koalisi PKB dan partai Demokrat. Dua pasangan lainnya diusung partai Golkar  dan koalisi PDIP (mungkin) dengan Partai Gerindra. Dari sini kita dapat memproyeksikan kemungkinan simulasinya jika paket Daniel Muttaqin Syafiudin (DMS) dan Taufik Hidayat  ditetapkan diusung partai Golkar.

BACA JUGA:

Menghitung Peluang PKB

Pertama, paket DMS - Taufik Hidayat berpeluang menang dari ketiga pasangan calon yang lain. Keduanya baik secara individual maupun dalam konteks menjadi satu paket pasangan calon memiliki basis modal elektoral paling tinggi dibandingkan figur figur lain berdasarkan rilis sejumlah hasil survey baik dari lembaga survey diduga memiliki koneksitas politis dengan DMS maupun lembaga survey netral  dengan figur siapa pun meskipun tentu hasil survey di atas bersifat dinamis bahkan mungkin fluktuatif.

Hal lain yang membuka jalan lapang peluang menangnya paket DMS Taufik Hidayat adalah gagal totalnya koalisi dasar PKB dan PDIP,  dua partai berbasis massa ideologi kuat, berjalan dalam format koalisi masing masing tidak dalam satu koalisi kokoh seperti dalam pilkada 2015.  Di titik inilah gerakan perubahan yang bergelora dahsyat pasca OTT KPK terhadap sejumlah  pejabat di Indramayu nyaris ambyar ibarat musafir berjalan dengan lilin kecil di.lorong panjang nan gelap gulita.


Kedua, betapa pun partai Golkar didera konflik tajam pasangan DMS Taufik Hidayat sulit dicegah peluang menangnya. Ini berkait dengan  potensi rata rata pasangan pesaingnya lemah magnit ketokohannya secara elektoral. Kekecewaan publik atas majunya DMS  yang diframing dinasti politik, katakanlah hingga 50 persen, dipastikan tidak menumpuk dalam satu pasangan calon secara "melting pot" melainkan terdistribusi pada tiga pasangan pesaingnya secara proporsinal.


Itulah antara lain yang menjelaskan mengapa paket DMS Taufik Hidayat berpotensi besar  memenangkan piikada 2020 selain tentunya ditunjang logistik memadai, jaringan yang mudah digerakkan oleh mesin pengaruh  H. Yance, ayahanda DMS dengan penguasaan peta  politik  mendalam berbasis riset survey dan kemampuan daya penaklukannya masuk ke ruang ruang psyikhologi publik sebagaimana selama ini telah terbukti dalam tiga kali pilkada di Indramayu secara langsung.


Pertanyaan yang tersisa tapi menggoda bagaimana jika misalnya justru paket  H. Saefudin Hj Ami yang diusung partai Golkar lalu kemanakah paket DMS Taufik Hidayat melabuhkan diri saat mulai menyempit pilihan koalisi partainya ? Simulasi kemungkinannya adalah opsi koalisi Gerindra dan PDIP dengan paket DMS Nina Agustin atau koalisi PKB Gerindra dengan opsi paket pasangan Dewa - DMS, atau DMS  Moh Solihin, atau bahkan tetap DMS Taufik Hidayat seperti posisi politik PKB dalam pilkada 2010.

Jika DMS maju dengan opsi salah satu skenario di atas dipastikan persaingan berlangsung  ketat akan terjadi "apple to apple" berhadapan dengan pasangan yang diusung partai Golkar, yaitu H. Saefudin Hj. Ami. Sebaliknya jika DMS tidak maju karena pertimbangan restu ibundanya tak kunjung tiba di mana surga DMS di telapak kaki ibundanya dalam proyeksi analisis penulis injeksi dukungan pengaruh H Yance lebih dekat mengarah dan berlabuh ke pasangan Independen.


Inilah teka teki politik krusial yang harus dibaca hingga jelang tikungan akhir masa pendaftaran pasangan calon ke KPUD (Indramayu) awal September 2020. Segalanya bisa terjadi dalam logika dan tradisi politik di Indonesia yang lentur dan pragmatis hingga bongkar pasang pasangan sekalipun sejauh tidak menabrak regulasi yang mengikatnya secara yuridis.

Takdir politik memang "rahasia Tuhan" dalam  diksi Otto Van Bismoch, "politics art off the possible", politik sen mengelola kemungkinan dan kemungkinan akhirnya adalah  "rahasia tuhan".


Selamat berjuang dan taat aturan !

TAG#ADLAN DAIE

163494458

KOMENTAR