Pembangunan Rusun Ponpes Hidayatul Ulum di Kota Tasikmalaya Dukung Peningkatan Kualitas pendidikan Keagamaan Islam

Sifi Masdi

Wednesday, 13-10-2021 | 23:27 pm

MDN
Progres Pembangunan Rusun Ponpes Hidayatul Ulum [dok:pupr]

Tasikmalaya, Inako

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun Rumah Susun (Rusun) Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Ulum untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan Keagamaan Islam di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Fasilitas pendukung Ponpes ini dibangun 1 tower 2 lantai tipe barak dengan kapasitas untuk menampung sekitar 60 santri.  

 

BACA JUGA: Banpres Produktif  Mampu Jadi Pendongkrak Pertumbuhan  Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk memperhatikan infrastruktur pendukung pendidikan seperti hunian santri dan mahasiswa, agar mereka bisa lebih fokus belajar untuk prestasi. 

"Dengan dibangunnya rusun ini diharapkan dapat  membantu para santri untuk mendapatkan asrama yang layak selama proses belajar mengajar dan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berakhlak mulia," kata Menteri Basuki. 

 

BACA JUGA: Kementerian PUPR Lakukan Piloting Project Aplikasi SiPetruk di Jawa Barat

Pembangunan Rusun Ponpes Hidayatul Ulum mulai dikerjakan sejak Juli 2021 dengan target selesai Desember 2021. Saat ini progres pembangunannya dalam tahap pemasangan bata ringan lantai I, kolom praktis 11/11 lantai 1, dan pekerjaan beisting ring balok lantai dakdak dengan realisasi fisik keseluruhan 41%.

 

Kepala Balai Pelaksana Wilayah Perumahaan Jawa II, Ditjen Perumahan Kiagoos Egie Ismail mengatakan pembangunan Rusun Ponpes Hidayatul Ulum dilaksanakan selama 180 hari dengan kontraktor pelaksana PT Rimba Raya Utama dengan anggaran APBN TA 2021 sekitar Rp2,5 miliar. Inovasi pembangunan hunian vertikal di Kota Tasikmalaya ini menjadi solusi bagi pondok pesantren yang memiliki keterbatasan lahan.

BACA JUGA: Kementerian PUPR Terus Tingkatkan Layanan Daerah Irigasi Bendung Glapan di Grobogan dan Demak

"Pembangunan rusun ini sekaligus pemberdayaan masyarakat karena pekerjanya dari masyarakat sekitar. Untuk tenaga kerja 10 orang pekerja dan 1 mandor," ujar Kiagoos Egie Ismail.

Menurut Kiagoos Egie Ismail, rusun tersebut telah dilengkapi dengan  meubelair berupa tempat tidur, lemari, dan meja belajar sehingga dapat menjadi tempat tinggal serta mendorong semangat para santri untuk belajar dengan baik. Untuk menambah kenyamanan para santri selama tinggal di rusun, Kementerian PUPR juga telah melengkapi bangunan rusun dengan berbagai fasilitas seperti air bersih, instalasi listrik, dan sarana prasarana sanitasi.

 

BACA JUGA: Cryptocurrency mengatur 'masalah mendesak', kata Cunliffe dari Bank of England

Pembina Ponpes Hidayatul Ulum Nanang Qosim mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah memberikan bantuan rumah susun sehingga para santri dapat  merasakan manfaatnya.

"Kami dari pihak Pondok Pesantren sangat terbantu karena berangkat dari pengalaman sebelumnya untuk satu kamar bisa dipakai 10 orang, padahal kamarnya hanya 5X4. Adanya rusun ini bisa langsung dipakai untuk menampung para santri, karena memang setiap tahunnya ada sekitar 130 santri yang masuk ke sini," ujar Nanang Qosim.

 

 

KOMENTAR