Pengelolaan Rumpu Laut di NTT Baru Mencapai 15 Persen
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Ganef Wurgiyanto mengatakan, pengelolaan rumput laut di Nusa Tenggara Timur hingga saat ini baru mencapai sekitar 15 persen dari total luas lahan yang mencapai 51 ribu hektar.
"Kita baru bisa mengelola 15 persen, terutama jenis rumput laut euchema cottoni dan gracilaria," kata Ganef Wurgiyanto di Kupang, Rabu (7/3/2018).
Ia mengatakan, budi daya rumput laut yang ada menyebar di berbagai daerah seperti Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Rote Ndao, Alor, Lembata, selain di sejumlah daerah di Pulau Flores seperti Kabupaten Flores Timur, Sikka, Manggarai Barat maupun di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba.
Namun, lanjut Ganef, ada beberapa daerah yang hasil budi daya rumput lautnya belum menonjol seperti Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, dan Kota Kupang.
Menurut mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu, potensi rumput laut di setiap daerah provinsi kepulauan ini cukup memadai, namun tingkat pemanfaatannya masih belum merata.
Ia menyebut, salah satu daerah yang cukup potensial yaitu Kabupaten Kupang yang memiliki produksi pada 2016 mencapai 860.379 ton dengan nilai lebih dari Rp 4,3 miliar.
Menurutnya, rumput laut merupakan salah satu produk unggulan kelautan di provinsi setempat, untuk itu pihaknya terus mendorong dan berupaya memfasilitasi minat masyarakat untuk mulai berproduksi. "Kami berharap upaya yang sama juga dilakukan pemerintah masing-masing kabupaten/kota agar dari waktu ke waktu semakin banyak masyarakat melirik budidaya rumput laut," katanya.
TAG#Ntt, #Rumput Laut
182216766
KOMENTAR