Perang Dagang AS-China Kian Memanas

Inakoran

Saturday, 17-03-2018 | 00:14 am

MDN
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden China

Washington, Inako

Amerika Serikat telah mulai menabuh genderang perang di bidang perdagangan, tidak hanya dengan Uni Eropa, tetapi juga China dan beberapa negara lain di Asia. AS dibawah pimpinan Presiden Donald Trump mengencangkan kebijakan proteksionisme yang keras. Setiap barang impor yang masuk wilayah AS dikenakan tarif yang tinggi hingga 25 persen.

Belum puas dengan penetapan tarif impor baja dan aluminium, AS siap mengenakan tarif bea masuk impor produk lain dari China. Presiden Trump langsung membidik China sebagai negara yang selama ini dianggap menjalankan perdagangan berat sebelah dengan AS.

Kebijakan tersebut dilakukan karena selama ini neraca dagang AS dengan China terus mengalami defisit. Defisit dagang AS dengan China sepanjang 2017 semisal, tercatat sebesar US$ 375,22 miliar, naik 8,12% dari tahun 2016 yang sebesar US$ 347,01 miliar. Ekspor AS ke China di 2017 hanya US$ 130,36 miliar, sementara impor AS dari China sebesar US$ 505,59 miliar.

Menurut Trump, mengurangi defisit dagang ini menjadi langkah paling efektif untuk mengurangi gempuran impor. Sebagai pengusaha kawakan sebelum menduduki posisi orang nomor satu di Amerika, otak bisnis Trump masih berperan besar dalam membuat kebijakan ekonomi AS.

Sumber Reuters menyebut, tidak hanya baja dan aluminium, barang-barang lain di sektor teknologi informasi, elektronik, telekomunikasi, pakaian, alas kaki hingga mainan juga akan dikenakan tarif impor. Jumlah barang yang akan terkena tarif impor bisa mencapai 100 produk. Potensi yang bisa didapat AS dari penarikan tarif impor baru ini mencapai US$ 60 miliar.

Trump membidik perusahaan-perusahaan teknologi tinggi China sebagai tindakan balasan ke China yang menerapkan kebijakan investasi protektif. China memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membeberkan teknologinya agar bisa beroperasi di Negara Tembok Besar itu.

Tidak hanya itu, Kabinet Trump juga mempertimbangkan untuk membatasi investasi perusahaan China di AS dengan alasan keamanan. Dalam paket kebijakan baru ini, AS juga akan memperketat izin visa turis China ke AS.

Paket kebijakan ini merupakan hasil dari investigasi AS terkait praktik dagang AS-China berdasarkan Undang-Undang Perdagangan AS 1974 yang dimulai pada bulan Agustus tahun lalu.
 

 

KOMENTAR