Perempuan Iran Ini Lakukan Pemotongan Rambut Sebagai Simbol Penentangan Terhadap Aturan Pemakaian Jilbab

Binsar

Tuesday, 20-09-2022 | 09:29 am

MDN
Perempuan Iran Ini Lakukan Pemotongan Rambut Sebagai Simbol Penentangan Terhadap Aturan Pemakaian Jilbab [ist]

 

Jakarta, Inakoran

Protes dimulai setelah Mahsa Amin meninggal dalam tahanan polisi. Dugaan awal, Amin ditahan  karena tidak mengenakan jilbab dengan benar di Teheran.

Amini dilaporkan ditangkap oleh 'Polisi Moral' Iran karena membiarkan rambutnya terbuka sebagian. Laporan Reuters menyebutkan bahwa dia meninggal pada hari Jumat setelah mengalami koma usai ditangkap.

Segera setelah berita kematiannya menyebar, sejumlah orang turun ke jalan untuk menentang penindasan. Di media sosial, beberapa wanita Iran muncul dengan cara simbolis untuk menyuarakan pendapat mereka.

Melansir timesnownews, protes yang meluas telah pecah di jalan-jalan Teheran sejak kematian seorang wanita berusia 22 tahun, pada hari Jumat.

Protes dimulai setelah diduga Mahsa Amini meninggal dalam tahanan polisi karena tidak mengenakan jilbab dengan benar di Teheran.

 

 

Amini dilaporkan ditangkap oleh 'Polisi Moral' Iran karena membiarkan rambutnya terbuka sebagian. Reuters melaporkan bahwa dia meninggal pada hari Jumat setelah mengalami koma setelah penangkapannya.

Segera setelah berita kematiannya tersiar, sejumlah orang turun ke jalan untuk menentang penindasan. Di media sosial, beberapa wanita Iran muncul dengan cara simbolis untuk menyuarakan pendapat mereka.

Untuk memprotes aturan ketat yang mengharuskan wanita di Iran di atas usia tujuh tahun untuk mengenakan jilbab, banyak wanita telah memposting video diri mereka sendiri memotong rambut mereka sendiri dan membakar jilbab mereka.

Dalam video klip kompilasi yang dibagikan di Twitter oleh jurnalis Iran, Masih Alinejad, tampak beberapa wanita Iran memotong kayu panjang mereka dengan marah. Video tersebut kini telah mengumpulkan lebih dari 4,7 juta tampilan.

Alinejad menulis: "Wanita Iran menunjukkan kemarahan mereka dengan memotong rambut mereka dan membakar jilbab mereka untuk memprotes pembunuhan #Mahsa_Amini oleh polisi jilbab.

 

 

Sejak usia 7 tahun jika kita tidak menutupi rambut kita, kita tidak akan bisa pergi ke sekolah atau mendapatkan pekerjaan. Kami muak dengan rezim apartheid gender ini."

#MahsaAmini telah menjadi tren di Twitter dan platform lainnya sejak pria berusia 22 tahun itu meninggal. Menurut laporan Reuters, tagar tersebut mencapai 1,8 juta sebutan Twitter.

Polisi Iran mengatakan pada hari Senin kematian Mahas Amini dalam tahanan adalah 'insiden yang disayangkan'. Namun, mereka membantah tuduhan penganiayaan yang saat ini memicu protes di Teheran, lapor Reuters.

 

KOMENTAR