Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan Stagnan

Inakoran

Monday, 07-05-2018 | 08:02 am

MDN
Ilustrasi konsumsi rumah tangga [ist]

Jakarta, Inako

Badan Pusat Statistik (BPS), akan mengumumkan pertumbuhan ekononomi pada triwulan pertama di 2018, Senin (7/5) dan diperkirakan bertengger di posisi 5,01%. Meski demikian, konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar, diperkirakan sejumlah ekonom masih stagnan.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, konsumsi rumah tangga di kuartal pertama tahun ini tidak sebaik yang diperkirakan. Hal itu tercermin dari penjualan 27 emiten besar yang mengalami penurunan dibanding kuartal pertama tahun 2017.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalya, hanya mengantongi penjualan Rp 10,75 triliun di kuartal pertama 2018 atau turun dibanding kuartal pertama 2017 yang berhasil meraup pendapatan Rp 10,85 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penjualan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) hanya sebesar 2,4% year on year (YoY), jauh lebih lambat dibanding kuartal pertama 2017 yang masih tumbuh 7,7% YoY.

"Penjualan minyak goreng Bimoli turun. Kalau volume penjualan turun, khawatirnya di konsumsi rumah tangga ada perlambatan," kata Lana di Jakarta, Minggu (6/7/2018).

Pihaknya juga memprediksi, kinerja investasi tak sebaik yang diperkirakan. Salah satu penyebabnya, realisasi investasi kuartal pertama yang diumumkan Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) di kuartal-I 2018 hanya tumbuh 11,8% YoY, yang juga melambat dibanding kuartal-I 2017 sebesar 13,2% YoY.

"Dari sisi net ekspor juga demikian, melambat. Dua bulan pertama 2018, neraca perdagangan mencatat defisit," tambahnya. Oleh karena itu, Lana merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini dari 5,09% menjadi 5,04%-5,06%.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi, pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2018 5,07%. Motor pendorongnya, kata Bhima, berasal dari belanja pemerintah yang realisasinya lebih baik dari tahun lalu. Data Kementerian Keuangan (Kemkeu), realisasi belanja negara hingga akhir Maret 2018 mencapai Rp 419,55 triliun, tumbuh 4,88% YoY.

Pihaknya juga memperkirakan, konsumsi rumah tangga stagnan di angka pertumbuhan 4,9%-5% yang ditunjukkan oleh data indeks penjualan riil yang melambat, khususnya penjualan kendaraan khususnya roda empat Januari-Maret 2018 yang hanya tumbuh 2,8% YoY, melambat dari pertumbuhan kuartal-I 2017.

Dari sisi investasi, Bhima juga memperkirakan belum ada kenaikan yang signifikan karena faktor musiman awal tahun biasanya realisasi investasi kecil dan baru akan meningkat di semester kedua nanti. Demikian juga dengan ekspor yang masih melandai, yang ditandai dengan defisitnya neraca perdagangan Januari-Februari 2018.

Baca juga: 

Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan Tumbuh di atas 5% di 2018

Konsumsi Rumah Tangga di 2017 Hanya 4,95%, Terendah Sejak 2010

Kebijakan Pajak Dituding Tekan Daya Beli Konsumen Menengah ke Atas

 

 

 

 

KOMENTAR