Polri Didorong untuk Jadikan Kasus Irjen Sambo sebagai Momentum Pembenahan
JAKARTA, INAKORAN.COM
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) didorong untuk menjadikan kasus pembunuhan yang melibatkan bekas Kepala Divisi Profesi dan pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo sebagai momentum pembenahan institusi secara menyeluruh.
Dorongan itu disampaikan oleh dua anggota Komisi III DPR RI yaitu Didik Mukrianto (Fraksi Partai Demokrat) dan Trimedya Panjaitan (Fraksi PDI Perjuangan) pada Senin (22/8/2022) di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Menurut Didik, kasus Irjen Ferdy Sambo menguak persoalan besar terkait kebiasaan buruk yang dipraktikkan dalam tubuh Polri. Kebiasaan yang selama ini terbentuk memunculkan loyalitas korps yang berdampak buruk bagi kerja-kerja kepolisian.
Reformasi kultural dalam tubuh Polri menjadi pekerjaan rumah bersama mulai saat ini. “Reformasi kultural itu membangun bagaimana anggota Polri menjadi sosok yang baik, penegak hukum, dan pengayom masyarakat,” ungkap Didik dalam rapat dengar pendapat dengan Kompolnas, Komnas HAM, dan LPSK pada Senin (22/8/2022).
Didik menambahkan, reformasi itu harus bersifat menyeluruh dan tidak bisa dilakukan secara parsial. “Jika permasalahan ini hanya diselesaikan kasus per kasus, seperti pemadam kebakaran, sampai kapan akan selesai.”
Baca juga
KemenKopUKM akan Tingkatkan Usaha Mikro Kawasan Pariwisata Magelang
“Ini (kasus Ferdy Sambo) mungkin menjadi perhatian publik, tetapi banyak kasus di bawah sana yang melibatkan masyarakat kecil yang tidak mendapatkan akses keadilan atau mungkin menjadi korban kesewenang-wenangan.”
Sementara itu, Trimedya menyoroti capaian reformasi Polri yang masih jauh dari harapan. Polri dinilai kerapkali membuat regulasi yang memungkinkan institusi itu memiliki kekuasaan yang besar dan hanya bisa diawasi secara internal.
Politikus PDI Perjuangan itu mengharapkan agar misteri pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat segera ditangani sampai tuntas karena masih banyak tugas lain yang harus segera diselesaikan Polri pada waktu-waktu mendatang.
“Tahun depan tugas Polri itu berat, sudah persiapan pileg (pemilu legislatif) dan pilpres (pemilu presiden),” ujar penulis buku Parlemen dan Penegakan Hukum di Indonesia itu.
KOMENTAR