Presiden Tiongkok Xi Jinping Berkomitmen Membangun Kemitraan Dengan UE
Jakarta, Inakoran
Presiden Tiongkok Xi Jinping, Senin (6/5) mengatakan negaranya dan Uni Eropa harus memandang satu sama lain sebagai mitra dan tetap berkomitmen untuk berdialog dan bekerja sama dalam pertemuan trilateral di Paris dengan para pemimpin Prancis dan blok regional. Xi melakukan perjalanan enam hari ke Prancis, Serbia dan Hongaria hingga Jumat.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan, Beijing menganggap Uni Eropa sebagai mitra penting. Karena itu negaranya sangat ingin memperdalam kerja sama dengan negara-negara Eropa di tengah meningkatnya persaingan dengan Amerika Serikat.
Pernyataan tersebut disampaikan Pemimpin Tiongkok itu pada awal pertemuan trilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa (UE) Ursula von der Leyen, di Istana Elysee.
Menurut Xi, hubungan Tiongkok-Uni Eropa tidak menargetkan pihak ketiga mana pun, juga tidak boleh bergantung pada atau didikte oleh pihak ketiga mana pun.
Ia berharap, lembaga-lembaga Uni Eropa akan mengembangkan persepsi yang benar mengenai Tiongkok dan mengadopsi kebijakan negaranya yang positif. Kedua belah pihak, lanjut Xi, harus menghormati kepentingan inti dan keprihatinan utama masing-masing, menurut kementerian Tiongkok.
Xi melanjutkan, Presiden Macron menyerukan kerja sama dengan Tiongkok di tengah perang Rusia melawan Ukraina dan konflik antara Israel dan kelompok militan Hamas. Menurut Kementerian Tiongkok, Macron menekankan perlunya Perancis dan UE untuk memperkuat kerja sama dengan Beijing, karena hal ini berdampak pada masa depan Eropa.
Pemimpin Perancis tersebut mengatakan Paris ingin bekerja sama secara erat dengan Beijing untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan keanekaragaman hayati laut.
Sementara Von der Leyen berkata, “Mengingat beban global yang dihadapi Tiongkok, keterlibatan kami adalah kunci untuk memastikan rasa saling menghormati, menghindari kesalahpahaman, dan menemukan solusi terhadap tantangan global," katanya.
Mengenai krisis Ukraina, Xi menekankan bahwa Tiongkok, Prancis, dan UE perlu bersama-sama menentang dampak buruk dan eskalasi pertempuran, menciptakan kondisi untuk perundingan damai, menjaga ketahanan energi dan pangan internasional, serta menjaga rantai industri dan pasokan tetap stabil.
Mengenai konflik Israel-Hamas, Xi mengatakan Tiongkok siap bekerja sama dengan UE untuk mendukung konferensi perdamaian internasional yang lebih luas dan efektif yang akan diadakan secepat mungkin.
Xi juga membantah keluhan AS dan Eropa mengenai kelebihan kapasitas barang-barang Tiongkok seperti kendaraan listrik dan panel surya, dengan mengatakan bahwa masalah seperti itu tidak ada.
Industri energi baru negara-negara besar di Asia tidak hanya meningkatkan pasokan global dan mengurangi tekanan inflasi, namun juga memberikan kontribusi signifikan terhadap respons iklim global dan transisi ramah lingkungan.
Pemimpin Tiongkok tersebut mengupayakan dialog dan konsultasi untuk mengatasi perselisihan ekonomi dan perdagangan dengan benar.
Tahun lalu, UE meluncurkan investigasi anti-subsidi terhadap impor kendaraan listrik dari Tiongkok, yang mungkin mengakibatkan penerapan tarif penyeimbang.
Kunjungan Xi ke Prancis, yang merupakan kunjungan kenegaraan ketiganya ke negara Eropa tersebut, terjadi saat Beijing dan Paris memperingati 60 tahun terjalinnya hubungan diplomatik mereka pada tahun ini.
Pertemuan tersebut menyusul pembicaraan antara Macron dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Paris pekan lalu, di mana mereka sepakat untuk memulai perundingan mengenai pakta keamanan baru.
Tokyo telah meningkatkan upaya untuk meningkatkan hubungan keamanan dengan negara-negara yang berpikiran sama di tengah meningkatnya keagresifan militer Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
TAG#xi jinping, #macron, #tiongkok, #prancis, #presiden, #keimtraan, #uni eropa, #Von der Leyen
182194901
KOMENTAR