Prof. Lili Romli : Dinasti Politik Menang, Demokrasi Terancam

Hila Bame

Wednesday, 08-11-2023 | 12:58 pm

MDN
Prof. Lili Romli

 

JAKARTA, INAKORAN

Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Lili Romli menilai dinasti politik tidak jadi masalah ketika dilalui melalui prosedur yang benar dan melalui tahapan-tahapan yang tidak melabrak aturan main.

Problemnya adalah ketika dinasti politik tersebut membajak dan membonsai demokrasi, khususnya untuk negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.


“Bukan hanya itu saja, politik dinasti saat berkuasa dan untuk mempertahankan kekuasaannya memberlakukan aturan main tertutup atau close game,” terangnya.


Menurutnya, banyak kasus di Indonesia, karena close game, demokrasi elektoral hanya sekedar formalitas.

Hal itu terjadi karena semua kekuatan politik dikendalikan, media massa dilemahkan, dan civil society dikooptasi.

Politik dinasti juga menguasai sumber daya ekonomi dan bahkan koruptif.


“Kalo di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak menunjukkan hal yang positif. Itu karena prosesnya membajak demokrasi dan ketika berkuasa mereka koruptif,” tandasnya.


Lili menyebut negara-negara maju juga ada politik dinasti yang melalui proses sesuai dengan prosedur demokrasi. Tidak ujug-ujug berkuasa, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui melalui pengkaderan dan rekrutmen politik yang sama seperti kader yang lain. 


“Mereka juga memiliki kualifikasi dan kapasitas yang baik sehingga ketika berkuasa juga berhasil dengan baik, tidak koruptif. Jika gagal, publik tidak akan memilihnya kembali, ada punishment,” sambungnya.


Lili menilai jika kondisi politik dinasti berlanjut, bukan tidak mungkin demokrasi akan meradang.


“Untuk proyeksi ke depan, jika politik dinasti tetap bercokol dan menang dalam pemilu, demokrasi Indonesia akan terancam. Sekarang saja demokrasi Indonesia mengalami kemunduran, apatah lagi nanti jika yang berkuasa di

 

 

TAG#MK, #MKMK, #POLITIK ORANG DALAM

176723045

KOMENTAR