Program Fox Hunt Xi Jinping: Dari Memburu Koruptor ke Pengejaran Pembangkang Negara di Luar Negeri

Sifi Masdi

Thursday, 09-07-2020 | 11:24 am

MDN
Presiden China Xi Jinping [ist]

Beijing, Inako

Program Fox Hunt yang diluncurkan oleh rezim Presiden China  Xi Jinping membuat warga China yang berada di luar negeri meningkatkan kewaspadaannya. Program Fox Hunt awalnya adalah untuk mengejar para koruptor asal negara Tirai Bambu ini yang bersembunyi di sejumlah negara di luar negeri.

Tetapi ternyata dalam perkembangannya Fox Hunt ini tidak lagi terbatas untuk mengejar para koruptor tetapi justru memburu warga negara China di luar negeri yang dipandang sebagai ancaman bagi pemerintah China.

BACA JUGA: Seorang Profesor Ditahan di China Gegara Kritik Xi Jinping Soal Penanganan Virus Corona

Program ini semakin digencarkan justru di tengah China  sedang menghadapi perang dagang dan acaman perang dengan Amerika Serikat. Selain itu, China juga memanfaatkan Fox Hunt untuk menghalau para pengeritik Xi Jinping  yang menudingnya memerintah secara tirani dan tidak becus mengatasi pandemi Covid-19.

Program ini juga dipakai  untuk menekan kelompok yang mengkritik Undang-Undang Keemanan Nasional yang diterapkan pemerintah China di Hong Kong. Ibaratnya, dengan program ini, Xi Jinping sedang melakukan pembersihan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai pengkhianat negara.

BACA JUGA: FBI Minta Warga China di AS Segera Lapor Bila Jadi Korban Program Fox Hunt Presiden Xi Jinping

Seperti diketahui,  Fox Hunt diluncurkan enam tahun lalu oleh Presiden Xi Jinping dengan dalih untuk mengejar pejabat korup dan eksekutif bisnis yang melarikan diri ke luar negeri.

Beijing merayakan keberhasilan yang diklaimnya dengan mempublikasikan kembalinya ratusan buron penjahat ekonomi. China juga mengeluarkan daftar buron mereka yang masih dikejar.

Melansir Beijing Times, pada tahun 2016 ada sebanyak 1.032 buronan yang berhasil dipulangkan ke China. Mereka semua bersembunyi di lebih dari 70 negara berbeda. Penangkapan tersebut nyatanya berhasil mengembalikan uang negara sampai 2,4 miliar Yuan atau setara dengan Rp 4,9 triliun.

BACA JUGA: Kebanyakan orang Amerika percaya bahwa Rusia menargetkan tentara AS, menginginkan sanksi sebagai tanggapan: jajak pendapat Reuters / Ipsos

Pada tahun 2017, operasi perburuan ini berhasil menangkap 40 dari 100 buronan paling dicari saat itu. Dengan angka tersebut, operasi Fox Hunt dianggap sangat berhasil dan masih diteruskan sampai saat ini. Bahkan target buruannya semakin beragam.

Program Fox Hunt ini menjadi menjadi pusat pemberitaan selama tiga hari terakhir di sejumlah media utama dunia setelah Direktur FBI, Christopher Wray, pada Selasa (7/7), menyampaikan pidato di Hudson Institute Washington. Wray menyoroti adanya kampanye ancaman multi-cabang yang sekarang sedang dilakukan China di berbagai negara melalui Fox Hunt.

Dalam pidatonya, Wray menegaskan bahwa pemerintah China sedang berusaha memulangkan warganya  secara paksa kembali  ke negaranya  melalui Fox Hunt.

"Ketika tidak dapat menemukan satu target Fox Hunt, pemerintah China mengirim utusan untuk mengunjungi keluarga target di sini di Amerika Serikat. Pesan yang mereka sampaikan? Target itu memiliki dua pilihan: kembali ke China segera, atau bunuh diri," ungkapnya seperti yang dilansir BBC.

Wray menyayangkan adanya ratusan target Fox Hunt yang ternyata sudah berstatus sebagai warga negara AS atau pemegang Green Card.

Di kesempatan yang sama, direktur FBI itu juga menyampaikan bagi seluruh warga AS kelahiran China yang menjadi target Fox Hunt untuk segera melapor ke FBI untuk diberikan perlindungan.

 

KOMENTAR