Prospek Saham Properti di Era Pemerintahan Prabowo: PPN 11% Dihapus

Sifi Masdi

Tuesday, 22-10-2024 | 10:59 am

MDN
Ilustrasi pembangunan property [ist]

 

 

 

Jakarta, Inakoran

Sektor properti Indonesia mendapatkan perhatian besar di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan rencana memberikan sejumlah stimulus positif, termasuk relaksasi kebijakan pajak. Langkah-langkah ini diproyeksikan akan memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi serta pasar properti nasional.

 

Salah satu kebijakan yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintahan Prabowo adalah penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11% dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 5%. Stimulus ini direncanakan berlaku selama 1 hingga 3 tahun dan bertujuan untuk mendorong aktivitas di sektor properti yang dikenal memiliki keterkaitan dengan 185 industri turunan lainnya, termasuk konstruksi, manufaktur, dan barang baku.

 

Ketua Satuan Tugas Perumahan, Hashim S. Djojohadikusumo, menegaskan pentingnya sektor properti dalam mendukung perekonomian nasional. Dengan penghapusan pajak tersebut, diharapkan terjadi peningkatan signifikan dalam investasi properti, yang kemudian akan membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang diusung oleh Presiden Prabowo.

 

Selain stimulus pajak, pemerintahan Prabowo juga menargetkan pembangunan tiga juta rumah per tahun, sebuah langkah ambisius yang diharapkan mendorong permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi. Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan suplai perumahan, tetapi juga daya beli masyarakat terhadap hunian.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa, 22 Oktober 2024

Saham Solusi Sinergi Digital  Melonjok Pasca  Pelantikan Prabowo-Gibran 

Budi Arie: Presiden Prabowo Amanatkan Koperasi Harus Jadi Tulang Punggung Ekonomi

 


 

Program pembangunan rumah skala besar ini akan menguntungkan sektor properti, khususnya bagi perusahaan pengembang yang fokus pada pembangunan rumah dengan harga terjangkau. Permintaan terhadap properti menengah ke bawah diprediksi akan melonjak, membawa dampak positif bagi emiten yang memiliki land bank besar dan akses ke pasar perumahan rakyat.

 

Tanggapan Emiten

Sejumlah pengembang properti besar menyambut baik rencana penghapusan pajak ini. Adrianto P. Adhi, Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), mengapresiasi langkah pemerintahan Prabowo yang dianggapnya sebagai kebijakan positif untuk industri properti.

"Kami menyambut baik rencana penghapusan PPN dan BPHTB. Ini merupakan langkah positif bagi sektor properti," kata Adrianto dalam pernyataannya.

 

Pendapat serupa diutarakan oleh Harun Hajadi, Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Meskipun ia mencatat potensi peningkatan biaya bagi pengembang akibat penghapusan PPN yang tidak bisa dikreditkan dari kontraktor, Harun menilai penghapusan BPHTB adalah ide yang baik, asalkan ada koordinasi yang kuat dengan pemerintah daerah untuk penerapannya.

 

Stimulus ini juga mendapatkan respons positif dari kalangan analis. Vicky Rosalinda, analis dari Kiwoom Sekuritas, menjelaskan bahwa kebijakan ini akan menjadi katalis positif bagi emiten properti dalam jangka panjang, meski dampak signifikan baru akan terasa dalam beberapa tahun ke depan.

 

"Untuk jangka pendek, pasar bereaksi positif terhadap ekspektasi kebijakan ini, yang terlihat dari penguatan harga saham properti," ujar Vicky. Saham-saham properti seperti SMRA, CTRA, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengalami penguatan sepanjang tahun ini (year to date/YTD), mencerminkan antusiasme pasar terhadap kebijakan tersebut.

 

Nurwachidah, Research Analyst dari Phintraco Sekuritas, juga melihat bahwa rencana penghapusan pajak ini akan memberikan keuntungan signifikan bagi emiten properti, terutama mereka yang sudah mendapat manfaat dari insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) 100% sebelumnya. Emiten seperti CTRA dan BSDE diproyeksikan akan diuntungkan, terutama karena mereka memiliki land bank yang besar dan siap dikembangkan.

 

Menurut Cheril Tanuwijaya, Head of Research dari Mega Capital Sekuritas, kebijakan ini memberikan angin segar bagi sektor properti yang sempat mengalami stagnasi akibat pandemi dan suku bunga tinggi. Pemulihan ini terutama akan berdampak pada emiten yang fokus pada pembangunan rumah dengan harga menengah ke bawah.

"Kebijakan ini bisa menjadi sentimen positif hingga akhir 2024, terutama bagi pengembang yang fokus pada properti di segmen menengah ke bawah," jelas Cheril.

 

Dislaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.


 


 

KOMENTAR