Publik China Mulai Marah Karena Virus Corona Sudah Bunuh 909 Orang

Binsar

Monday, 10-02-2020 | 09:09 am

MDN
Korban virus corona di China terus bertambah [ist]

Beijing, Inako

Kesabaran warga China terhadap pemerintah rupanya mulai menipis. Mereka mulau marah lantaran jumlah korban meningga dan terinfeksi virus corona terus meningkat tiap hari.

Data terbaru melaporkan, hingga hari ini, Senin (10/2/20) jumlah korban meninggal telah mencapai 909 orang di daratan China.

Kematian yang terus meningkat mulai memantik kemarahan publik setempat yang meminta pemerintah tidak membungkam mereka untuk berbicara tentang wabah penyakit ini.

Dalam laporan hariannya, Komisi Kesehatan Hubei juga mengonfirmasi 2.618 kasus baru di provinsi tersebut. Sekarang ada lebih dari 39.900 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China, berdasarkan angka yang dirilis sebelumnya dari pemerintah setempat.

Untuk data global yang dipublikasikan situs web worldometers.info, ada 40.553 kasus, 909 kematian dan 3.322 pasien sembuh.

Virus baru ini diyakini telah muncul akhir Desember 2019 lalu di pasar yang menjual hewan liar di Wuhan. Virus dengan cepat menyebar ke seluruh negeri China dan kini sudah menyebar ke lebih dari 20 negara lain.

Data terbaru muncul setelah WHO mengatakan empat hari terakhir telah melihat beberapa stabilisasi di Hubei, tetapi memperingatkan angka-angka kematian dan kasus masih bisa naik.

Epidemi telah mendorong pemerintah untuk mengunci seluruh kota karena kemarahan publik meningkat atas penanganan krisis, terutama setelah seorang dokter whistleblower virus Corona, Li Wenliang, meninggal akibat terinfeksi virus tersebut. Dokter itu sebelumnya ditindak polisi China karena menginformasikan wabah penyakit ini.

Dengan sebagian besar warga China yang masih belum kembali bekerja setelah liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang, kota-kota termasuk pusat keuangan Shanghai memerintahkan penduduk untuk mengenakan masker di depan umum.

Simak Video Inakoran.com dan jangan lupa klik subscribe and like

 

Michael Ryan, kepala Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, mengatakan "periode stabil" wabah dapat mencerminkan dampak dari langkah-langkah pengendalian.

"Sebuah misi pakar internasional WHO berangkat Minggu malam ke China," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter. Misi ini dipimpin oleh Bruce Aylward, seorang veteran dari program keadaan darurat kesehatan WHO sebelumnya.

Jutaan orang dikurung di Hubei dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus. "Pemerintah setempat meminta orang-orang untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin, tetapi tidak ada cukup barang di toko setiap kali kami sampai di sana, jadi kami harus sering keluar," seorang wanita di Wuhan bermarga Wei kepada AFP.

Bank sentral China mengatakan mulai Senin akan menyediakan 300 miliar yuan (USD43 miliar) dalam bentuk pinjaman khusus kepada bank-bank untuk membantu bisnis yang terlibat dalam memerangi epidemi.

China pernah menuai kecaman internasional karena menutupi kasus-kasus selama wabah SARS pada tahun 2002-2003. Namun, WHO memuji tindakan China yang telah diambil dalam penanganan wabah 2019-nCoV saat ini.

KOMENTAR