Putra Pendiri Buka Kedok Hamas, Sebut Hamas Organisasi Teroris Rasis, Rakyat Palestina Jadi Tumbal

Hila Bame

Saturday, 15-05-2021 | 08:53 am

MDN
Suheib Yousef, putra salah satu pendiri Hamas Sheikh Hassan Yousef,

 

 

JAKARTA, INAKORAN

Permusuhan Israel dan Hamas telah lama terjadi sejak Yasser Arafat memimpin Palestina.

Arafat adalah seorang negarawan Palestina. Ia merupakan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada tahun 1959.

Yasser Arafat
 

Arafat menghabiskan sebagian besar hidupnya menentang Israel atas nama hak penentuan nasib rakyat Palestina. Setelah Arafat Meninggal dunia kedudukannya diganti oleh beberapa pemimpin Fatah dan saat ini Palestina dipimpin Mahmoud Abbas. 

Presiden Palestina,  Mahmoud Abbas

Negara Palestina dipimpin oleh seorang Presiden bernama,  Mahmoud Abbas

 

Sementara Hamas adalah salah satu Partai dalam tubuh negara Palestina yang saat ini sedang berperang berhadapan dengan Israel. Pemimpin tertinggi Hamas adalah Bassem Issa

Bassem Issa menjadi korban atas serangan yang dilakukan Israel beberapa hari yang lalu. Selain Bassem Issa, kepala komando cyber, Jamaa Tahla; Jamal Zabeda, ketua penelitian kelompok; dan kepala insinyur Nazzem Hatib juga gugur dalam serangan itu, sebut Times of Israel. 

 

Sebagaimana ditetapkan oleh Oslo Accords 1993, Otoritas Nasional Palestina (PNA) diberikan kendali pemerintahan atas sebagian Gaza dan West Bank. PNA dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abas.

Saat ini, Palestina diatur oleh dua organisasi. PNA sebagian besar mengontrol West Bank, sementara Hamas menguasai Gaza.

 

 

Pada 2006, Hamas memenangkan mayoritas dalam Pemilihan Dewan Legislatif. Sejak itu, hubungan yang retak antara kedua faksi tersebut telah menyebabkan kekerasan, dengan Hamas menguasai Gaza pada 2007.

Konflik antara Israel dan Palestina hingga saat ini masih terus berlanjut. Terbaru, bentrokan terjadi di luar Kota Tua Yerusalem aksi saling serang antara keduanya. 

Suheib Yousef, putra salah satu pendiri Hamas Sheikh Hassan Yousef, sempat membuat heboh dengan membeberkan praktik korupsi Faksi Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza tersebut. Dia membongkar ‘aib’ faksi tersebut melalui Televisi Israel yang disiarkan 2019 lalu.

Suheib Yousef tak nyaman dengan Hamas dan menganggap kelompok yang didirikan ayahnya itu sudah tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat Palestina.


Ethiopia yang Miskin Kini Jadi Surga Pertanian nan Makmur! Berkat Teknologi Israel 

BACA:  Israel mendekati perang

 


 

Dia adalah saudara lelaki Mosab Yousef, sosok putra Sheikh Hassan Yousef yang jadi mata-mata untuk Badan Keamanan Israel, Shin Bet, dengan kode nama ‘Putra Hamas’ atau “Pangeran Hijau’. Mosab Yousef membantu Israel untuk mencegah serangan Hamas ke negara Yahudi tersebut.

Tindakannya melakukan wawancara dengan stasiun Televisi Israel, Channel 12, telah membuat Hamas gencar melakukan upaya perlawanan yang luas untuk membersihkan diri. Upaya itu wajar, karena menyangkut kepercayaan Rakyat Palestina di Jalur Gaza yang sudah sekian lama hidup menderita.

 

Faksi Fatah—rival Hamas di Palestina—bergabung dalam upaya yang bertujuan mendiskreditkan laporan tersebut. Fatah memilih melawan Suheib Yousef, meskipun wawancara itu mengungkapkan bagaimana Hamas menguping para pemimpin Otoritas Palestina yang didominasi Faksi Fatah dari stasiun di Turki.

 

Suheib Yousef pun secara diam-diam meninggalkan jabatannya di Turki, di mana dia adalah seorang Agen Hamas dan terbang ke negara yang tidak disebutkan namanya di Asia. Kemudian menghubungi koresponden urusan Palestina untuk Channel 12 Israel, Ohad Hemo, untuk menceritakan kisahnya. Suheib Yousef mengatakan kepada stasiun televisi itu tentang kekecewaannya terhadap Hamas, karena memata-matai Pemerintah Ramallah.

Menurutnya, Hamas berusaha untuk mengekspor krisis di Jalur Gaza ke Tepi Barat, dan Pejabat Senior Hamas menghabiskan ratusan dolar untuk makanan mahal yang dimakan sendiri di Turki. Menurut Channel 12, para warga Palestina di jalan-jalan menggambarkan wawancara itu sebagai ‘gempa bumi’.

 

Hamas sendiri telah menolak laporan televisi itu dengan mengatakan kepada publik Palestina bahwa itu adalah ‘rencana Zionis’ untuk mendiskreditkan organisasi tersebut.

Upaya penahanan dimulai bahkan sebelum wawancara berdurasi penuh dikirim. Setelah promosi untuk wawancara itu ditayangkan, Hamas mengorganisir demonstrasi di luar rumah Sheikh Hassan Yousef di Desa Beitunia, Tepi Barat, di mana puluhan orang berkumpul untuk menyatakan dukungan mereka kepadanya. Anggota Fatah juga hadir.

Di media sosial, Hamas mendesak dukungan untuk Sheikh Hassan Yousef dengan menyebarkan spanduk bertuliskan; “Kami semua adalah putra Anda”. Selain itu, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh menelepon istri Sheikh Hassan Yousef dan mengatakan kepadanya bahwa organisasi tersebut masih mendukungnya.

 

Selama wawancara, Suheib Yousef mengatakan motivasi utamanya adalah untuk membantu rakyat Palestina dengan memaparkan wajah asli Hamas. “Masalahnya di Gaza adalah Hamas bergantung pada kekuasaan dengan kekuatan.

Jika Hamas menyerahkan kekuasaan, tidak akan ada masalah,” katanya dan menuduh para pemimpin kelompok itu korup serta menggunakan rakyat Gaza sebagai ‘makanan meriam’ untuk ambisi mereka.

“Bagaimana manfaat Hamas dari serangan ini? Tidak ada apa-apanya,” katanya. “Ini adalah organisasi teror rasis yang berbahaya bagi rakyat Palestina.”. Diketahui, Hamas merebut kendali atas Jalur Gaza dari Otoritas Palestina pada 2007 dan beberapa upaya rekonsiliasi sejak itu telah gagal.

(DARI BERBAGAI SUMBER)

TAG#HAMAS, #ISRAEL

188649359

KOMENTAR