Ramos Horta Kembali ke Kursi Nomor Satu Timor Leste

Binsar

Thursday, 21-04-2022 | 14:27 pm

MDN
Jose Ramos-Horta kembali memenangkan pemilihan presiden Timor Lorosa’e tahun ini. [ist]

 

 

Jakarta, Inakoran

 

Jose Ramos-Horta kembali memenangkan pemilihan presiden Timor Lorosa’e tahun ini. Dalam Pilpres bulan lalu, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu, kembali terpilih, sebagai orang nomor satu di negara itu.

Pria 72 itu, didukung partai oposisi Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Timur. Ia berhasil mengalahkan Presiden petahana Francisco "Lu Olo" Guterres, pemimpin partai Fretilin, dengan 62,09 persen suara berbanding 37,91 persen.

Dalam putaran terakhir pemungutan suara, Selasa, sebanyak 75,17 persen dari 859.925 pemilih memberikan suara mereka.

Ia akan dilantik pada 20 Mei, bertepatan dengan peringatan 20 tahun kemerdekaan Timor Lorosa'e.

 

 

Kantor berita Portugis Lusa memberitakan bahwa Lu Olo (67), akan menghormati hasil penghitungan suara, sekalipun hasilnya memberi kemenangan kepada Ramos-Horta.

Selama kampanye pemilihan, Ramos-Horta berjanji akan fokus pada revitalisasi ekonomi dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, terutama bagi kaum muda.

Ia juga berjanji akan mempererat hubungan dengan negara tetangga seperti Indonesia dan Australia, meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan ibu hamil serta memberikan gizi yang baik bagi anak.

Sekitar 40 persen penduduk Timor Leste hidup dalam kemiskinan dan pengangguran kaum muda tetap tinggi.

Salah satu isu penting selama kampanye adalah bagaimana mereformasi ekonominya, yang sangat bergantung pada pendapatan dari ladang minyak dan gas lepas pantai.

Ramos-Horta adalah seorang pemimpin dalam gerakan kemerdekaan negara itu. Ia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996. Ia menjabat sebagai perdana menteri dari 2006 hingga 2007 dan menjabat sebagai presiden dari 2007 hingga 2012.

 

 

Pada pemungutan suara putaran pertama bulan lalu, Ramos-Horta mengumpulkan 46,58 persen suara, sementara Lu Olo meraih 22,16 persen. Dua kandidat teratas mengalahkan 14 kandidat lainnya, tetapi tidak ada yang melewati ambang 50 persen untuk kemenangan langsung.

Timor Timur bergabung dengan Indonesia pada tahun 1974 setelah berada di bawah kekuasaan kolonial Portugis selama sekitar 400 tahun.

Timor Timur secara resmi memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002 setelah dua setengah tahun di bawah administrasi PBB menyusul referendum pada tahun 1999 di mana rakyatnya sangat memilih untuk berpisah.

KOMENTAR