Rekomendasi Saham Pilihan Awal Juli 2024

Sifi Masdi

Monday, 01-07-2024 | 11:47 am

MDN
Ilustrasi pergerakah saham [ist]


 

 

 

Jakarta, Inakoran

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi yang signifikan pada semester I-2024. Setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di 7.454,44, IHSG turun ke 6.700 sebelum kembali naik dan menembus level psikologis 7.000 pada akhir Juni.

 

Memasuki semester II-2024, Pengamat & Praktisi Pasar Modal Riska Afriani, mengatakan ada sejumlah sektor saham yang mengalami rotasi. Menurut Riska,  sektor yang menguat pada semester pertama akan cenderung mengalami penyesuaian, mengingat ada beberapa saham dengan market cap jumbo yang sudah menguat di atas nilai wajarnya.

 

Sedangkan untuk sektor yang semula melemah, ada peluang menguat. Katalisnya adalah fundamental ekonomi Indonesia yang masih kokoh, sehingga dana investor asing bisa kembali mengalir (capital inflow). Transisi pemerintahan yang kondusif juga bakal menjadi katalis penting untuk menumbuhkan iklim investasi di pasar modal.

 


 

BACA JUGA:

Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini: 28 Juni 2024 

Asing Borong Saham Astra dan Amman Mineral di Tengah Maraknya Net Sell 

PT Surya Pertiwi Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023 Hingga Kuartal I 2024

 

 


 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi turut melihat adanya peluang pergeseran sektor di paruh kedua 2024. Audi sepakat, terbuka peluang terjadi capital inflow pada beberapa sektor yang sebelumnya mengalami koreksi. Di antaranya pada sektor keuangan, infrastruktur, properti dan industri.

 

Audi menaksir, sektor perbankan tetap bisa mencatatkan kinerja positif meski di tengah suku bunga tinggi. Menurut Audi, sektor keuangan memegang peranan penting lantaran berkontribusi hampir 30% terhadap kapitalisasi IHSG. 

 

 

 

 

Dengan posisi IHSG yang sempat menyentuh level 7.450 di awal tahun, Cheril pun masih melihat ruang penguatan IHSG hingga mencapai 7.500 di akhir 2024. Catatan Cheril, selain adanya sentimen dari global dan domestik, pada semester kedua ini pelaku pasar juga akan mencermati kebijakan BEI terkait FCA dan penerapan short selling.

 

Cheril memandang sektor yang cenderung defensif dan minim pengaruhnya terhadap ketidakpastian suku bunga bisa menjadi pilihan menarik. Pilihan Cheril adalah sektor barang konsumsi primer dan kesehatan, dengan melirik saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk  (ICBP),V PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), dengan target penguatan 10%-15%.

 

Sementara Riska merekomendasi saaham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA),  PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI),  PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS),  ADRO, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO),  PT Astra International Tbk (ASII)   dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

 

Sedangkan Audi merekomendasikan BMRI, ASII, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT XL Axiata Tbk (EXCL),  PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan  PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Target harga masing-masing ada di Rp 7.350, Rp 5.418, Rp 5.307, Rp 2.582, Rp 1.596, Rp 1.505, dan Rp 1.273 per saham.

 

Dislaimer:

Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.

 

 

 

 

 


 

KOMENTAR