Rekomendasi Saham Pilihan: Selasa, 5 November 2024
Jakarta, Inakoran
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan hari ini, Selasa (5/11/2024), diperkirakan masih rentan mengalami koreksi. Berdasarkan analisis tim MNC Sekuritas, IHSG bisa turun ke kisaran level 7.355-7.366 setelah sebelumnya terkoreksi sebesar 0,34% ke level 7.479 pada penutupan Senin, 4 November 2024.
Penurunan IHSG pada hari sebelumnya disertai dengan volume penjualan yang meningkat, sehingga mendorong indeks menembus level support di 7.449 dan mencapai level koreksi minimal di 7.444.
Berdasarkan analisis MNC Sekuritas, IHSG saat ini sedang berada pada gelombang koreksi yang dapat melanjutkan pelemahan hingga menutup area gap pada kisaran level 7.355-7.366.
Tim MNC Sekuritas memprediksi skenario gelombang saat ini sebagai bagian dari wave v dari wave (c) pada wave [iv] dalam skenario hitam, atau wave (c) dari wave [ii] pada skenario merah. Dengan kata lain, IHSG berpotensi untuk kembali terkoreksi ke level support di sekitar 7.366 atau bahkan lebih rendah di 7.207. Sementara itu, level resistansi berada di rentang 7.595-7.675, yang bisa menjadi titik pertimbangan bagi investor yang memegang saham pada level atas.
Di tengah ketidakpastian arah IHSG, MNC Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham yang dinilai masih menarik untuk dipertimbangkan pada perdagangan hari ini, yaitu: BMRI (Bank Mandiri), INCO (PT Vale Indonesia), JPFA (Japfa Comfeed Indonesia), dan ARTO (Bank Jago).
Pengaruh Pemilu AS
Selain faktor teknis dalam negeri, sentimen eksternal seperti Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung pekan ini turut memengaruhi perilaku investor.
BACA JUGA:
Rekomendasi dan Arah Pergerakan Saham: Senin, 4 November 2024
Harga Minyak Dunia Kembali Menguat: Di Atas US$ 70 per Barel
Copot Nicke Widyawati, Erick Thohir Tunjuk Simon Aloysius sebagai Dirut Pertamina
Associate Director of Research Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa Pemilu AS cenderung meningkatkan volatilitas di pasar global, termasuk IHSG. Investor diperkirakan akan bersikap wait and see menjelang pemilu AS dan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dijadwalkan pada pekan yang sama.
Nico menyebutkan bahwa Pemilu AS sering kali menyebabkan volatilitas tinggi karena ketidakpastian kebijakan yang akan diambil presiden terpilih. Apabila menilik data historis sejak 1964 hingga 2020, indeks Dow Jones di AS biasanya mengalami kenaikan rata-rata 9,3% dalam setahun setelah pemilu berakhir. Hal ini menimbulkan harapan bagi pasar global, termasuk IHSG, yang mungkin mendapat katalis positif dari pergerakan saham AS.
Namun, profil kebijakan kedua kandidat presiden AS kali ini berbeda cukup signifikan. Jika Trump yang terpilih, kebijakan proteksionisme “Make America Great Again” berpotensi menekan ekonomi global karena ia berfokus pada kebijakan dalam negeri. Sebaliknya, jika Harris memenangkan pemilu, pasar diharapkan lebih stabil meskipun volatilitas akan tetap tinggi.
Selain Pemilu AS, perhatian pasar minggu ini juga tertuju pada pertemuan FOMC yang dijadwalkan tiga hari setelah pemilu AS. Dalam pertemuan tersebut, The Fed diprediksi mungkin akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, terutama jika volatilitas pasar setelah pemilu meningkat.
Menurut Nico, apabila kondisi pasar terlalu bergejolak pasca-pemilu, ada kemungkinan The Fed menunda pemangkasan suku bunga hingga Desember, atau bahkan memberikan stimulus yang lebih besar di akhir tahun.
Disclaimer:
Perlu diingat bahwa investasi di pasar saham selalu melibatkan risiko. Oleh karena itu, selalu lakukan penelitian Anda sendiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi.
KOMENTAR